BAB I
MENJADI WIRAUSAHA
1. Pendahuluan
Pada tahun 1998,
perekonomian Indonesia memasuki masa yang sangat sulit. Pergantian kekuasan
dari era orde baru ke era reformasi yang disertai multidimensi mengakibatkan
penggangguran dimana-mana. Perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Maka untuk mengatasi hal ini diperlukan wirausaha. Ekonomi UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah) menjadi tumpuan dan pilihan penting bagi para
sarjana untuk sejahtera dan mandiri sederhana dan menolong orang mengatasi
pengangguran.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Tabel
1. Karakteristik Usaha Mikro dan Kecil
Positif
|
Negatif
|
1. Tahan Banting
|
1. Informal
|
2. Fleksibel
|
2. Skala Ekonomi Rendah
|
3. Mandiri
|
3. Tidak ada Standar SOP
|
4.Efisiensi (dikerjakan seluruh
keluarga)
|
4. Belum mendapatkan/menerapkan prinsip manajemen
|
5. Self-finance
|
5. Tidak disiapkan untuk jadi
besar/tumbuh
|
6. Pengembangan Terbatas
|
Ada empat jenis usaha yang berkembang di
masyarakat, yakni:
1. Usaha
Mikro
Usaha mikro merupakan usaha yang
paling banyak di Indonesia yakni sekitar 50.700.000 usaha mikro yang berkembang
di Indonesia sehingga membuat usaha ini menyerap paling banyak tenaga kerja
yakni sebanyak 83.647.711 jiwa atau sama dengan 80% tenaga kerja di Indonesia
memilih untuk menjadi wirausaha di usaha mikro.
2. Usaha
Kecil
Usaha kecil merupakan usaha kedua
terbanyak yang berkembang di Indonesia yakni 520.000 usaha kecil.
3. Usaha
Menengah
Usaha menengah merupakan usaha
ketiga paling banyak berkembang di Indonesia yakni sebanyak 39.660 usaha
menengah.
4. Usaha
Makro
Usaha
makro adalah usaha yang paling sedikit berkembang di Indonesia yakni sekitar
4370 usaha mikro.
2. Karakter-Karakter
Dasar Seorang Wirausaha
Wirausaha itu haruslah
sebagai berikut:
1. Bukan
sekedar tumpangan hidup
Tidak semua orang yang berusaha itu
adalah entrepreneur. Entrepreneur adalah seseorang yang berusaha dengan
keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Seseorang
yang hanya melakukan usaha dan stagnant,
taka da perubahan dari waktu ke waktu, dan mengerjakan suatu pekerjaan tanpa
perencanaan kemajuan sama sekali bukan disebut entrepreneur, mereka hanyalah
pedagang biasa.
Seorang entrepreneur adalah seseorang
yang moving forward, maju terus ke
depan, dan bertumbuh dari waktu ke waktu
2. Bersahabat
dengan ketidakpastian
Salah satu karakter utama seorang wirausaha
adalah persahabatan yang kental dengan ketidakpastian atau dengan kata lain
berani mengambil resiko. Hal ini karena, seorang wirausaha tidak mempunyai gaji
yang stabil setiap bulannya dan tantangan penjualan dagangannya setiap harinya.
Mereka yang bersahabat dengan ketidakpastian, mengenal betul karakter-karakter
ketidakpastian dan mampu mengambil manfaat besar darinya.
3. Usaha
sesungguhnya, bukan spekulatif
Perbedaan antara usaha
spekulatif dengan usaha riil dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel
2. Perbedaan Usaha Spekulatif dengan Usaha Riil
Usaha
Spekulatif
|
Usaha
Riil
|
Wealth
= Money
|
Wealth
= Well Being
|
Illusionary
Wealth, magic.
(kehidupan
yang bisa didapat melalui spekulasi)
|
Instrinsic
Wealth
(Kehidupan
yang artistic, spiritual, intelligence, intellectual)
|
Tingkat
pengembalian (rate of return),
kinerja ekonomi (economic performance),
peringkat (rating and scoring)
|
Kontribusi
ekonomi dalam jangka panjang terhadap manusia dan alam/habitatnya
|
Aset
yang terus meningkat nilainya, penampilan yang berlebih (over valued asset, handsome performance)
|
Saling
memelihara/menjaga
(Mengurangi
ketergantungan pada uang), mengutamakan tat nilai
|
Yang
kaya semakin kaya, uang bisa memperbesar uang
|
Kekayaan
yang diperoleh dari kerja keras,inovasi, persaingan
|
Jangan
bekerja untuk uang, buatlah uang bekerja untuk Anda. Bekerja hari ini untuk
hari ini.
|
Jangan
berilusi, bekerja keraslah, hidup yang hemat, nikmati pada masanya.bekerja
sekarang, nikmati hari tua, dan sisakan untuk generasi yang akan datang
|
Inilah
Tradisi Wall Street
|
Inilah
Tradisi Market Street
|
3. Karakter-Karakter Dasar Entrepreneurial
Mindset
Ada
tujuh karakter-karakter dasar entrepreneurial
mindset, yaitu:
Action
Oriented
1.
Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu
saja. Prinsip yang dianut adalah see and
do. Bagi mereka, resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadappi
dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.
2.
Berpikir simpel
Walaupun suatu keadaan di dunia ini
berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya.
Mereka melihat persoalan dengan proses berfikir yang jernih dan menyelesaikan
masalah satu demi satu secara bertahap.
3.
Mereka selalu mencari peluang-peluang
baru
Jika mereka mulai dari usaha yang
baru, maka mereka mau untuk bekajar memahami usaha baru tersebut, dan apabila
usaha yang sama, mereka mau unutuk mencari alternatif-alternatif baru. Mereka
meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dari
cara-cara baru.
4.
Mengejar peluang dengan disiplin tinggi
Karena wirausaha melakukan
inventasi dan menanggung resiko, maka seseorang wirausaha harus memiliki
disiplin yang tinggi. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu
berhubungan dengan waktu. Sekali suatu kesempatan hilang, maka belum tentu
kesempatan yang sama datang kembali di lain waktu.
5.
Hanya mengambil peluang yang terbaik
Wirausaha hanya akan mengambil
peluang yang terbaik baginya. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai
ekonomis yang terkandung di dalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan
menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Pada akhirnya, sukses yang
diraih setiap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih
SUCCESS
= f (CHOICE)
6.
Fokus pada eksekusi
Manusia dengan entrepreneurial
mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan apa yang
dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru sampai mati.
7.
Menfokuskan energi setiap orang pada
bisnis yang digeluti
Kemampuan untuk mengumpulkan orang,
membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi.
4. Pilihan Entrepreneurship
Pilihan
entrepreneurship antara lain:
a. Karyawan
:
bekerja pada orang lain, professional executive (decision market)
b. Intrapreneurship :
karyawan dengan jiwa kewirausahaan (inovatif dan tajam dalam peluang)
c. Social- Entrepreneurship : Pelaku kegiatan sosial berwatak entrepreneur
d. Eco-Preneur : wirausaha dalam
lingkungan hidup yang berwatak sosial
BAB II
BERFIKIR
PERUBAHAN
1. Perbedaan Pola Pikir Entrepreneurship dengan
Non Entrepreneurship
Perbedaan
Pola Pikir Entrepreneurship VS Non Entrepreneurship adalah sebagai berikut:
a.
Produktif VS Konsumtif
b.
Resources
Utilization VS
Resources Disposal
Untuk memulai usaha
bisnis hanya dapat dilakukan dengan metode “3M”, yakni:
a. Motivasi
b. Mindset
c.
Make
It
2. Mindset Menggerakan Perilaku
Pola
pikir atau mindset adalah keseluruhan/kesatuan dari keyakinan yang kita miliki,
nilai-nilai yang kita anut, kriteria, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, dan
pendapat yang kita keluarkan dalam memandang diri kita sendiri, orang lain atau
kehidupan ini. Pola pikir memberi tahu kita bagaimana hidup ini harus
dijalankan yang akhirnya akan menentukan apakah kita berhasil atau tidak.
3. Mengubah Pola Pikir
Pola
pikir dapat diubah karena pola pikir merupakan hasil dari sebuah proses
pembelajaran maka pola pikir juga diubah dan dibentuk ulang. Pola pikir itu
tentu saja sulit untuk diubah. Ada yang cepat, ada yang memerlukan waktu yang
lama. Tanda-tanda terjasinya perubahan pola pikir yakni ketika kita dapat
memahami suatu hal yang selama ini kita benci seharusnya dapat kita kasihi.
Perubahan pola pikir berarti juga berubah dari satu pola pikir kepada pola
pikir yang lain.
4. Pola Pikir Entrpreneurship
Pola
pikir entrepreneurship berkarakter produktif, bukan konsumtif. Dia selalu
berusaha mencari cara baru untuk meningkatkan utilitas sumber daya secara
efisien. Dia selalu mencari alternated bila sumber daya yang ada terbatas. Dia cenderung job creator daripada sekedar job seeker. Semua karakter tersebut
disebabkan oleh jumlah total pola pikir positif, kreatif, keuangan, dan pola
pikir produktif yang dimilikinya.
5. Hambatan Persepsi saat Memulai Usaha
Hambatan Persepsi
Memulai Usaha, yakni:
a.
Merasa terlalu tua atau terlalu muda
b.
Tidak berbakat
c.
Tidak punya modal
Untuk memulai usaha,
kita hanya butuh 3M, yaitu motivasi yang kuat, mindset yang tepat (produktif,
kreatif, positif), dan make it
(lakukan saja).
6. Kreatifitas Financial Entrepreneurship
Kunci
kesuksesan transformasi dari perjuangan finansial hingga menuju pada kondisi
kebebasan finansial sebagaimana konsep transformasi Cashflow Quadrantnya
Kiyosaki tergantung pada kecerdasaan finansial Anda. Untuk mencapainya
diperlukan kreativitas finansial. Kreativitas finansial berusaha mengubah mind set yang ada pada diri kita
masing-masing mengikuti pola pikir manusia sejahtera yang efisien dan sesuai
konsep ekonomis. Kreativitas secara finansial dalam kenyataanya meruapakan
ketersediaan untuk berpindah dari zona nyaman menuju zona baru yang penuh tantangan.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
BAB III
BERFIKIR KREATIF
1. Orang
Dewasa yang Tidak Kreatif
Dengan
otak yang sehat, kita dapat berfikir kreatif sehingga timbul gagasan-gagasan
dan terobosan-terobosan usaha yang inovatif. Penurunan tingkat kreativitas
sejalan dengan makin lanjutnya usia seseorang disebabkan oleh hubungan antara
intensitas eksperimen dengan keinginan mencari aman. Maka, semakin tua
seseorang manusia semakin cemnderung menghindari risiko dan ingin menjalani
hal-hal yang aman saja (status quo).
2. Pembuka
Pintu Kesulitan
Kreativitas
dibagi ke dalam tiga unsur, yaitu melihat dengan sudut pandang (perspektif)
yang baru, menemukan hubungan baru, atau membentuk kombinasi baru dari objek,
konsep, atau fenomena. Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah
pada invensi (pengembangan gagasan), inovasi (mengubah gagasan menjadi produk),
dan paten (proteksi produk). Pemunculan ide sebagai jiwa dari kretivitas
membutuhkan suatu fokus pemikiran konsentrasi. Dengan fokus dan konsentrasi,
Anda dengan cepat memilah dan memilih mana informasi dan aktivitas yang
mendukung ide Anda dan mana yang tidak. Dengan menfokuskan diri pada hal-hak
yang mendukung serta mengabaikan semua yang tidak mendukung, ide yang Anda
gagas tersebut akan dapat berkembang dan mampu menghasilkan nilai ekonomis.
3.
Hambatan Kreativitas
Ada
5 hambatan kreativitas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Hambatan Kreativitas
Jenis
Hambatan
|
Contoh
|
Hambatan persepsi
|
- Pola
pikir stereotip
- Membatasi
masalah secara berlebihan
- Terlalu
banyak atau sedikit informasi
|
Hambatan Emosi
|
- Takut
mengambil resiko
- Tidak
menyukai ketidakpastian
- Lebih
suka menilai daripada menghasilkan gagasan
- Menggangap
remeh suatu masalah
- Tergesa-gesa
menyelesaikan masalah
|
Hambatan Kultural
|
- Kultur
menghambat pengakumulsian gagasan
|
Hambatan Lingkungan
|
- Kurangnya
dukungan sarana, prasarana kerja
|
Hambatan Intelektual
|
- Terlalu
mengandalkan logika
- Enggan
menggunakan intuisi
- Menggunakan
pengalaman atu cara lama yang terbukti efektif hasilnya.
|
a.
Hambatan Persepsi
Merupakan
hambatan yang membuat manusia sulit mempersepsikan masalah atau menangkap
informasi yang relevan.
b.
Hambatan Emosi
Hambatan emosi dapat menggangu
kemampuan seseorang memecahkan masalah
melalui berbagai cara. Hambatan emosi antara lain:
1.
Takut mengambil resiko
Karena manusia tidak diberikan
peluang untuk melakukan kesalahan, banyak orang takut salah dan akhirnya takut
mengambil resiko
2.
Berani menghadapi ketidakpastian
Ini berarti kita harus berani
berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Ingatlah selalu bahwa seseorang entrepreneur ada karena ada orang-orang
yang mau mengarungi samudera ketidakpastian.
3.
Lebih suka menilai daripada menghasilkan
gagasan baru
Jika dalam suatu keadaan penilian
negatif yang awalnya muncul, maka akan banyak sekali gagasan hebat yang akan
ditolak.
4.
Kurang Tantangan
Segala sesuatu yang dipandang
sepele membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga tidak bergerak
5.
Terburu-buru
Sikap terburu-buru tidak baik dalam
mencari suatu pemikiran yang kreatif, maka diperlukan suasana yang tenang agar
pemikiran kreatif itu dapat muncul.
c.
Hambatan Kultural
Salah satu jenis hambatan kultural
yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dengan yang lain, atau takut
mengambil tindakan, mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap
kontroversial
d.
Hambatan Lingkungan
Merupakan hambatan kultural yang
lebih luas.
e.
Hambatan Intelektual
Biasanya disebabkan oleh sikap
mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Hambatan kreativitas
beserta pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel
2. Hambatan Kreativitas dan Pendorong Kreativitas
Penghambat
Kreativitas
|
Lakukan perubahan dengan
|
Pendorong
Kreativitas
|
Sikap
negatif
|
Sikap
positif
|
|
Taat
pada aturan
|
Melanggar
aturan
|
|
Membuat
asumsi
|
Memeriksa
asumsi
|
|
Stress
yang berlebihan
|
Mampu
menyalurkan stress
|
|
Takut
gagal
|
Teknik
mengambil resiko
|
|
Berkeyakinan
bahwa diri sendiri tidak kreatif
|
Yakinlan
bahwa anda kreatif
|
|
Terlalu
mengandalkan logika
|
Menggunakan
imajinasi dan intuisi
|
BAB IV
BERORIENTASI PADA TINDAKAN
1. Pendahuluan
Orientasi PDCA (Plan,
Do, Check and Action) digunakan untuk menghindari hal-hal berikut ini,
yakni :
-
NATO (No Action Talk Only); hasil :
gosip, konflik
-
NADO (No Action Dream Only); hasil : visi, karya seni
- NACO (No Action Concept Only); hasil : teori, falsafah
2. 8 Habits of Highly Effective People
8th
Habits of Highly Effective People (Stephen Covey),
yaitu:
1. Proaktif
Berfikir proaktif adalah mengambil tindakan sebelum
sebuah kejadian yang tidak dikehendaki mncul. Proaktig juga mengambil inisiatif
untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana. Mengambil tindakan sebelum
sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul :
Terlatih
di lapangan _ memiliki intuisi
2. Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind)
Manusia yang berorientasi pada
tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi juga berburu
tujuan yang benar. Agar Mencapai Tujuan Yang Benar, Tuliskan misi pribadi hidup Anda yang
menggambarkan tujuan dan citra diri. Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian
tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi
hidup. Secara bertahap kebajikan dapat diperoleh melalui tahap-tahap berikut:
a.
Penginderaan fisik
Terdiri
dari belajar dari orang lain, manusia sakti,
b.
Pengalaman hidup,
c.
Ilmu pengetahuan, melawan mitos,
lepaskanlah belenggu-belenggu negatif, keluarlah dari zona kenyamanan,
kepribadian menentukan penglihatan
d.
Kebajikan
3.
Dahulukan Hal yang Utama
Urgent
|
Tidak
begitu urgent
|
|
Penting
|
- Deadline
dari klien
- Menghadapi
bencana-bencana seperti kebakaran
|
- Aktivitas
preventif
- Menjaring
network
- Perencanaan
- Pengetahuan
professional
|
Tidak
begitu penting
|
- Interupsi
- Cek e-mail
- Meeting
yang tidak direncanakan
|
- Aktivitas
tidak produktif
- Membaca
buku tak berguna
|
4. Berfikir Menang – Menang (win – win )
Manusia efektif akan selalu bersikap
win-win. Mereka berusaha agar semua pihak mencapai kondisi akhir yang baik.
Mereka menyadari bahwa menang sendiri
dapat bersifat destruktif karena hal itu hanya menghasilkan pihak yang kalah
dan akhirnya akan memunculkan perasaan
bermusuhan dan perasaan buruk lainnya.
5. Memahami Untuk Dipahami
Seorang wirausaha harus memiliki
keterbukaan untuk mendengarkan, dan tidak menolak, beragumentasi, atau melawan
atas apa yang mereka dengar dari pihak lain. Maka yang perlu dikembangkan yakni
kebiasaan mendengarkan dan memikirkannya dan ada usaha menempatkan diri kita
pada posisi orang lain.
6. Sinergi
Seorang Wirausaha harus mencari sinergi, yaitu suatu
total yang lebih besar dari penjumlahan elemenelemen tunggalnya. Merespon
kooperatif, Sinergi yang efektif sangat
bergantung pada komunikasi.
7. Menajamkan Ketahanan, Fleksibilitas dan
Kekuatan
8. Menemukan Keunikan dan Membantu Orang
Lain Menemukannya
BAB
V
PENGAMBILAN
RISIKO
1. Definisi
Risiko
Risiko didefinisikan sebagai adanya
konsekuensi, sebagai dampak adanya ketidakpastian, yang memunculkan dampak yang
merugikan pelaku usaha. Sebaliknya, konsekuensi yang memunculkan dampak yang
menguntungkan tidak dianggap sebagai risiko. Konsekuensi positif ini dianggap
sebagai keuntungan yang diharapkan. Alasan orang mengambil risiko adalah menginginkan
pengembalian yang sepadan (return) yakni dengan mampu mengkalkulasi
risiko dan kepepet. Kepepet dapat terjadi karena tidak mampu mengkalkulasi
risiko, atau tidak tahu risiko yang dihadapi.
2. Jenis-jenis
Risiko dalam Bisnis
Ada 2 macam Risiko dalam bisnis,
yaitu:
a.
Risiko Murni
Resiko
murni adalah resiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau
keputusan yang konsekuensinya adalah kerugian. Bentuk risiko murni yang sering
muncul antara lain:
1. Risiko
hilang/rusaknya asset yang dimiliki
2. Kecelakaan
kerja pada proses produksi
3. Risiko
akibat tuntutan hukum pihak lain
4. Risiko
operasional lainnya
5. Bencana
alam
b.
Risiko Spekulatif
Risiko
spekulatif adalah risiko yang muncul akibat situasi atau keputusan yang
konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh resiko
spekulatif yakni resiko perubahan harga dan risiko kredit.
3. Bentuk-Bentuk
Kerugian Akibat Adanya Resiko
Ada 2 jenis kerugian yang
diakibatkan oleh risiko, yaitu:
a. Kerugian
Langsung
Yaitu
jumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari risiko yang
dapat terjadi. Misalnya, kebakaran pada toko yang digunakan sebagai usaha.
b. Kerugian
Tidak Langsung
Yaitu
nominal yang harus ditanggung akibat dampak tidak langsung risiko yang terjadi,
misalnya kemungkinan penjualan mendapatkan keuntungan.
Cara yang dapat digunakan untuk
mengalkulasikan seberapa besar resiko yang terjadi, yakni:
1. Tentukan
seberapa sering suatu risiko terjadi (frekuensi atau probabilitasnya)
2. Tentukan
dampak yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi
3. Hitung
kemungkinan prediksi kerugian, dengan formula:
Frekuensi x Dampak
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
4. Pengelolaan
Risiko
Ada 4 pilihan strategi pengelolaan
risiko, yaitu:
a.
Dikontrol (risk control)
Yaitu
upaya-upaya yang dilakukana agar probabilitas terjadinya risiko yang
diidentifikasi menjadi berkurang.
b.
Ditransfer kepada pihak lain (risk transfer)
Yaitu
upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan risiko yang kita
hadapi terhadap pihak lain.
c.
Dibiayai sendiri (risk retention)
Yaitu
upaya-upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh risiko
d.
Dihindari (risk avoidance)
Yaitu
tindakan secara sadar untuk menghindari risiko yang dihadapi
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
1 comment:
Write komentar