jaring jaring |
ikan lele banyak |
dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Dengan mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu kemampuan sumberdaya manusia untuk memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan.
Baca juga : 4 Kunci Sukses Strategi Pemasaran Website
Pengetahuan tentang wadah budidaya ikan dan media yang dibutuhkan bagi ikan budidaya akan memberikan pemahaman tentang investasi yang harus dipersiapkan sesuai dengan skala produksi yang akan diterapkan. Dengan menerapkan teknologi budidaya ikan yang intensif
dibutuhkan pemahaman tentang produksi pakan buatan yang ramah lingkungan tetapi sesuai dengan kebutuhan ikan budidaya.
Dalam budidaya sendiri memiliki perkembangan teknik yang dari waktu ke waktu semakin efektif dan efisien sehingga memudahkan para pembudidaya ikan.Salah satunya yaitu perkembangan wadah budidaya yang mempunyai banyak macamnya.Informasi diatas akan dibahas lebih dalam pada bab berikut.
Pada bab ini akan dibahas kegiatan praproduksi dan produksi budidaya ikan konsumsi.Bagaimana mendesain wadah budidaya ikan konsumsi sesuai lokasi serta pemeliharaan pada tahap pembesaran.Kegiatan pembesaran ikan merupakan kegiatan memelihara benih ikan sampai berukuran konsumsi.
A.Wadah Budidaya Ikan Konsumsi
Lokasi budidaya ikan konsumsi menentukan pemilihan wadah budidaya yang tepat.Wadah budidaya merupakan tempat untuk memelihara ikan.
1. Jenis Wadah/Tempat Budidaya Ikan Konsumsi
Dalam budidaya ikan air tawar dan laut, ada beberapa jenis wadah yang dapat digunakan antara lain adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung/ karamba jaring apung. Kolam dapat digunakan sebagai wadah untuk budidaya ikan air tawar sedangkan bak, akuarium, jaring terapung dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan air tawar dan laut. Kolam dan bak berdasarkan defenisinya dibedakan
karena kolam dalam bahasa Inggrisnya pond adalah suatu wadah yang dapat menampung air dalam luasan yang terbatas, sengaja dibuat
oleh manusia dengan cara melakukan penggalian tanah pada lahan tertentu dengan kedalaman rata-rata berkisar antara 1,5 – 2,0 m dan sumber air bermacam-macam. Sedangkan bak atau tanki adalah suatu wadah budidaya ikan yang sengaja dibuat oleh manusia yang berada diatas permukaan tanah yangdapat menampung air dengan bahan baku yang digunakan untuk membuat bak tersebut disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Jenis-jenis kolam dapat dibedakan berdasarkan sistem budidaya yang akan diterapkan dan sumber air yang digunakan. Sedangkan jenis-jenis bak atau tanki ini biasanya dikelompokkan berdasarkan bahan baku pembuatannya yaitu yang terbuat dari beton disebut bak beton, yang terbuat dari kayu dilapisi dengan plastik disebut bak plastik, yang terbuat dari serat fiber disebut bak fiber. Akuarium merupakan salah satu wadah yang digunakan untuk budidaya ikan yang terbuat dari kaca dan mempunyai ukuran tertentu. Jaring terapung merupakan suatu wadah budidaya ikan air tawar dan laut yang sengaja dibuat oleh manusia untuk membatasi air yang berada dalam suatu perairan umum (danau, laut, waduk, sungai) agar dapat digunakan untuk membudidayakan ikan.
2.1.1. Kolam
Jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya
ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah (Gambar 2.1).
Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah (Gambar 2.2).
Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok (Gambar 2.3).
Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir/running water dengan sumber air berasal dari
sungai atau saluran irigasi dimana pada kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 l/detik) dan kolam air tenang/ stagnant water dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 – 5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap.
Jenis-jenis kolam yang dibutuhkan untuk membudidayakan ikan berdasarkan proses budidaya dan fungsinya dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kolam antara lain adalah kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam pemeliharaan/ pembesaran, kolam pemberokan induk.
Kolam pemijahan adalah kolam yang sengaja dibuat sebagai tempat perkawinan induk-induk ikan budidaya. Ukuran kolam pemijahan
ikan bergantung kepada ukuran besar usaha, yaitu jumlah induk ikan yang akan dipijahkan dalam setiap kali pemijahan. Bentuk kolam pemijahan biasanya empat persegi panjang dan lebar kolam pemijahan misalnya untuk kolam pemijahan ikan mas sebaiknya tidak terlalu berbeda dengan panjang kakaban.Sebagai patokan untuk 1 kg induk ikan mas membutuhkan ukuran kolam pemijahan 3 x 1,5 m dengan
kedalaman air 0,75 – 1,00 m.
Kolam pemijahan sebaiknya dibuat dengan sistem pengairan yang baik yaitu mudah dikeringkan dan pada lokasi yang mempunyai air yang mengalir serta bersih. Selain itu kolam pemijahan harus tidak bocor dan bersih dari kotoran atau rumputrumput liar (Gambar 2.4).
baca juga : Cara Kewirausahaan
telur ikan , sebaiknya dasar kolam penetasan terbuat dari semen atau tanah yang keras agar tidak ada lumpur yang dapat mengotori telur
ikan sehingga telur menjadi buruk atau rusak. Ukuran kolam penetasan disesuaikan juga dengan skala usaha. Biasanya untuk memudahkan perawatan dan pemeliharaan larva, ukurannya adalah 3 x 2 m atau 4 x 3 m (Gambar 2.5).
mancing |
Kolam pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan sampai ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam pemeliharaan biasanya dapat dibedakan menjadi kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan. Pada kolam semi intensif atau tradisional sebaiknya tanah dasar kolam adalah tanah yang subur jika dipupuk dapat tumbuh pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan (Gambar 2.6).
Kolam pemberokan adalah kolam yang digunakan untuk menyimpan induk-induk ikan yang akan dipijahkan atau ikan yang akan dijual/angkut ke tempat jauh (Gambar 2.7)
2.1.2. Bak
Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tanki yang dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan. Berdasarkan proses budidaya ikan, jenis bak yang akan digunakan disesuaikan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolam dimana dapat dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan dan bak pemberokan. Bak yang digunakan untuk melakukan pemijahan ikan biasanya adalah bak yang terbuat dari beton (Gambar 2.8) atau fiber (Gambar 2.9) sedangkan bak plastik (Gambar 2.10) biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan larva ikan.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
2.1.3. Akuarium
Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat mudah dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar dan air laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias. Akuarium ini
terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yangberpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati.
Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dibedakan antara lain adalah :
2.1.3.1. Akuarium Umum
Akuarium ini diisi dengan berbagai jenis ikan dan tanaman air yangbertujuan untuk penghias ruangan.
Syarat akuarium umum :
a. Akuarium akan diletakkan sesuai dan serasi dengan ruangan.
b. Alat perlengkapan akuariummeliputi aerator, kabel listrik, pipa pvc, dan lain-lain yang diletakkan tersembunyi supaya nampak alami.
c. Usahakan dasar akuarium tampak alami
d. Tanaman disusun dengan estetika
e. Jenis ikan yang dipelihara harus harmonis
Jenis akuarium ini biasanya digunakan sebagai hiasan bagi berbagai jenis ikan yang dapat dinikmati keindahan warna tubuh
ikan baik ikan air tawar maupun ikan air laut dari jenis ikan hias maupun ikan konsumsi.
2.1.3.2. Akuarium Kelompok
Ikan-ikan yang dipelihara di dalam akuarium kelompok harus ikan sejenis/sekeluarga serta ditanami oleh tanaman air yang tanaman air
yang diperlukan oleh kelompok ikan yang dipelihara. Syarat akuarium kelompok :
a. Jenis ikan yang dipelihara harus masih sekarabat
b. Susunan tanaman air disesuaikan dengan ikan yang dipelihara.
Jenis akuarium ini biasanya digunakan untuk memelihara ikan dalam satu kelompok baik ikan hias maupun ikan konsumsi dari ikan air tawar dan laut (Gambar 2.11).
2.1.3.3. Akuarium Sejenis
Dalam akuarium ini, estetika dan dekorasi dikesampingkan, karena tujuan dari akuarium sejenis untuk mengembang-biakan ikan. Jenis
akuarium ini yang biasa digunakan untuk membudidayakan ikan air tawar dan laut (Gambar 2.12).
2.1.3.4. Akuarium Tanaman
Dalam akuarium ini yang memegang peranan adalah tanaman air. Ikan dimasukan kedalam akuarium untuk penghias dan pemelihara tanaman.
2.1.4. Keramba Jaring Apung & keramba jaring tancap
Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budidaya ikan di perairan umum. Budidaya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah budidaya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan wadah budidaya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budidaya ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya ikan. Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada beberapa antara lain adalah karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi perikanan budidaya. Jenis karamba jaring apung yang digunakan untuk membudidayakan ikan dapat dilihat pada Gambar 2.14 dan 2.15.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
2.2. Desain & Konstruksi Wadah Budidaya Ikan Konsumsi
Dari beberapa jenis wadah budidaya ikan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan jenis wadah yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan. Langkah selanjutnya adalah memahami konstruksi wadah budidaya agar wadah budidaya yang akan dibuat sesuai dengan kaidah budidaya.
2.2.1. Konstruksi kolam
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor.Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam. Persyaratan teknis konstruksi suatu
kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
2.2.1.1. Pematang kolam.
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor. Jenis tanah yang baik untuk
pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar 2.16),
sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5
Sebagai acuan dalam membuat pematang kolam untuk kolam yang berukuran 200 m2 lebar pematang dibagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 3 m untuk pematang bentuk trapesium sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam
pada bagian bawahnya adalah 4 m pada kedalaman kolam 1 m.
2.2.1.2. Dasar kolam dan saluran
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L
Pada kolam beton pintu pemasukan dan pengeluaran air menggunakan sistem monik. Pada pintu air sistem monik ini ada celah penyekatnya dan dapat dibuat lebih dari satu. Celah penyekat ini berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Papanpapan kayu ini dapat dibuka dan diatur yang pengaturannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada pintu air ini papan penyekatnya dapat diganti dengan saringan
Persyaratan konstruksi teknik dalam membuat bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan secara prinsip hampir sama dengan kolam dimana harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tetapi dasar bak pada umumnya adalah rata. Konstruksi pintu dan pemasukan air pada bak dapat dibuat dengan model pembuatan instalasi air untuk pemasukan air dan pengeluaran airnya menggunakan pipa paralon (PVC) dengan bentuk huruf L
2.2.2. Konstruksi Akuarium
Konstruksi wadah akuarium sangat bergantung pada desain yang akan dikerjakan berdasarkan bentuk akuarium yang diinginkan. Bentuk akuarium yang biasa digunakan sebagai wadah budidaya ikan antara lain adalah akuarium segiempat, akuarium trapesium, akuarium segidelapan, akuarium segienam, akuarium botol dan akuarium ellips. Setelah merencanakan bentuk akuarium kaca yang akan dibuat, langkah selanjutnya menentukan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium
Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium maka langkah selanjutnya adalah memotong kaca. Kaca yang dipergunakan untuk membuat akuarium masih dalam bentuk lembaran kaca. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam memotong kaca antara lain adalah :
1. Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar dan bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan.
2. Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potonganpotongan kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
3. Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca yang banyak dijual di toko besi.
4. Setelah kaca terpotong, bagian pinggir dari potongan-potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.
Setelah kaca yang dibutuhkan untuk membuat akuarium tersebut disiapkan langkah selanjutnya adalah melakukan perakitan akuarium. Dalam merakit akuarium dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam merangkainya. Kaca sebagai bahan utama dalam pembuatan akuarium dapat diperoleh dengan cara membeli lembaran kaca atau membeli potongan kaca sesuai dengan ukuran yang tepat. Akuarium sebagai salah satu wadah yang dapat digunakan untuk membudidayakan ikan baik ikan hias maupun ikan konsumsi yang berasal dari perairan tawar dan laut dapat diperoleh dengan cara membeli langsung ditoko atau membuatnya sendiri. Dengan membuat akuarium sendiri akan diperoleh keuntungan antara lain adalah harganya relatif lebih murah, ukuran sesuai dengankebutuhan dan kaca yang digunakan mempunyai ketebalan sesuai dengan luasan akuarium yang dibuat.
Dalam membuat akuarium, ada beberapa hal yang harus dikuasai agar akuarium yang dibuat tidak bocor dan tahan lama, yaitu merancang/mendesain akuarium, memotong kaca, merakit akuarium dan melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut.Akuarium yang
akan dirakit sendiri, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan kaca sebagai dasar utama pembuatan akuarium. Kaca yang akan dirakit menjadi akuarium ini sudah dalam bentuk potonganpotongan kaca yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat. Sebelum dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya dilakukan penggosokan dengan menggunakan batu asahan karborundum atau gerinda. Hal inibertujuan agar akuarium yang dibuat tidak berbahaya bagi pemakainya.
Kaca-kaca yang telah dihaluskan seluruh bagian pinggirnya dengan gerinda ini telah siap untuk dirakit. Langkah selanjutnya adalah
menyiapkan alat dan bahan lainnya yaitu lem kaca silikon, alat tembak lem, lakban besar dan cutter.
Lem kaca yang digunakan adalah lem silikon yaitu lem khusus untuk merekatkan kaca agar melekat dengan baik dan tidak bocor. Alat tembak lem silikon ini berfungsi untuk memudahkan si pembuat akuarium dalam merakit akuarium, bentuk alat tembak ini seperti pistol sehingga disebut alat tembak.
Sedangkan lakban yang digunakan dalam merakit akuarium sebaiknya lakban plastik yang berwarna colklat atau hitam dengan ukuran lebar lakbannya adalah 5 cm. Lakban ini berfungsi untuk membantu berdirinya kaca dengan kaca lainnya agar tidak bergeser yang memudahkan dalam pemberian lem kaca.
Pada saat menempelkan lem silikon ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada seluruh permukaan kaca sama. Hal ini akan membuat ketebalan lem sama pada setiap sudut . Setelah seluruh kaca terakit menjadi akuarium, langkah selanjutnya adalah mengeringkan akuarium tersebut minimal selama 24 jam agar lem silikon tersebut benar-benar kering.
Langkah terakhir dalam merakit akuarium adalah melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut. Ujicoba tersebut dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam dan perhatikan apakah ada bagian yang bocor. Untuk memperoleh akuarium yang rapih setelah diuji coba bersihkan lem yang tidak rapih dengan menggunakan cutter.
2.2.3. Konstruksi Keramba Jaring Apung
Wadah budidaya ikan selanjutnya yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia adalah karamba jaring terapung. Agar dapat melakukan budidaya ikan dijaring terapung yang menguntungkan maka konstruksi wadah tersebut harus sesuai dengan persyaratan teknis. Konstruksi wadah jaring terapung pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring. Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat lalu lalang orang pada waktu memberi pakan dan saat panen. Kantong jaring merupakan tempat pemeliharaan ikan yang akan dibudidayakan. Dengan memperhitungkan konstruksi wadah secara baik dan benar akan diperoleh suatu wadah budidaya ikan yang mempunyai masa pakai yang lama.
Dalam mendesain konstruksi wadah budidaya ikan disesuaikan dengan lokasi yang dipilih untuk membuat budidaya ikan dijaring terapung. Budidaya ikan dijaring terapung dapat dilakukan untuk komoditas ikan air tawar dan ikan air laut. Sebelum membuat konstruksi wadah karamba jaring terapung pemilihan lokasi yang tepat dari aspek sosial ekonomis dan teknis benar. Sama seperti wadah budidaya ikan sebelumnya persyaratan secara teknis dan sosial ekonomis dalam memilih lahan yang akan digunakan untuk melakukan budidaya ikan harus diperhatikan. Aspek sosial ekonomis yang sangat umum yang harus dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung operasionalisasi suatu usaha seperti tempat penjualan pakan, pembeli ikan dan lokasi yang dipilih merupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyai prasarana jalan yang baik serta keamanan terjamin. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi usaha budidaya ikan di karamba jaring terapung antara lain adalah :
1. Arus air.
Arus air pada lokasi yang dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada arusnya agar tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka dapat menghanyutkan sisa-sisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar perairan. Dengan tidak terlalu kuatnya arus juga berpengaruh terhadap keamanan jaring dari kerusakan sehingga masa pakai jaring lebih lama. Bila pada perairan yang akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi air tidak mengalir), disarankan agar unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan tersebut, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi perairan yang tidak mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan ditengah perairan sejajar dengan garis pantai.
2. Tingkat kesuburan.
Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat dikelompokkan menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik), sedang (mesotropik) dan tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung dengan sistem intensif adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.Jika perairan dengan tingkat kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung maka hal ini sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik kandungan oksigen terlarut pada malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk terhadap ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi.
3. Bebas dari pencemaran.
Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah penambahan sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber air perairan tersebut. Bahan pencemar yang biasa masuk kedalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa persenyawaan logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh bahan pencemar yang mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti : banjir atau gunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruhterhadap kehidupan ikan yang dipelihara didalam wadahbudidaya ikan tersebut.
4. Kualitas air.
Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap perubahan (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan produktivitas ikan yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih harus berkualitas airyang memenuhi persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan yang akan dibudidayakan. Kualitas air meliputi sifat fisika, kimia dan biologi. Secara detail tentang kualitas air ini akan dibahas pada Bab 2.
Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi persyaratan teknis maupun sosial ekonomis maka harus dilakukan perencanaan selanjutnya. Perencanaan disesuaikan dengan data yang diperoleh pada waktu melakukan survey lokasi. Perencanaan tersebut dapat dibuat dengan membuat gambar dari konstruksi wadah budidaya yang akan dibuat. Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Kerangka
Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut.
Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun.
Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai
garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk.
Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter sampai 10 X 10 meter. Petani ikan jaring terapung di perairan
cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7 X 7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak
hanya satu petak/kantong tetapisatu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.32.
2.1.3. Akuarium
Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat mudah dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar dan air laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias. Akuarium ini
terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang terbatas untuk tempat air yangberpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati.
Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga dapat berfungsi sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dibedakan antara lain adalah :
2.1.3.1. Akuarium Umum
Akuarium ini diisi dengan berbagai jenis ikan dan tanaman air yangbertujuan untuk penghias ruangan.
Syarat akuarium umum :
a. Akuarium akan diletakkan sesuai dan serasi dengan ruangan.
b. Alat perlengkapan akuariummeliputi aerator, kabel listrik, pipa pvc, dan lain-lain yang diletakkan tersembunyi supaya nampak alami.
c. Usahakan dasar akuarium tampak alami
d. Tanaman disusun dengan estetika
e. Jenis ikan yang dipelihara harus harmonis
Jenis akuarium ini biasanya digunakan sebagai hiasan bagi berbagai jenis ikan yang dapat dinikmati keindahan warna tubuh
ikan baik ikan air tawar maupun ikan air laut dari jenis ikan hias maupun ikan konsumsi.
2.1.3.2. Akuarium Kelompok
Ikan-ikan yang dipelihara di dalam akuarium kelompok harus ikan sejenis/sekeluarga serta ditanami oleh tanaman air yang tanaman air
yang diperlukan oleh kelompok ikan yang dipelihara. Syarat akuarium kelompok :
a. Jenis ikan yang dipelihara harus masih sekarabat
b. Susunan tanaman air disesuaikan dengan ikan yang dipelihara.
Jenis akuarium ini biasanya digunakan untuk memelihara ikan dalam satu kelompok baik ikan hias maupun ikan konsumsi dari ikan air tawar dan laut (Gambar 2.11).
2.1.3.3. Akuarium Sejenis
Dalam akuarium ini, estetika dan dekorasi dikesampingkan, karena tujuan dari akuarium sejenis untuk mengembang-biakan ikan. Jenis
akuarium ini yang biasa digunakan untuk membudidayakan ikan air tawar dan laut (Gambar 2.12).
2.1.3.4. Akuarium Tanaman
Dalam akuarium ini yang memegang peranan adalah tanaman air. Ikan dimasukan kedalam akuarium untuk penghias dan pemelihara tanaman.
2.1.4. Keramba Jaring Apung & keramba jaring tancap
Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budidaya ikan di perairan umum. Budidaya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah budidaya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan wadah budidaya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budidaya ikan yaitu secara ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya ikan. Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada beberapa antara lain adalah karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi perikanan budidaya. Jenis karamba jaring apung yang digunakan untuk membudidayakan ikan dapat dilihat pada Gambar 2.14 dan 2.15.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
2.2. Desain & Konstruksi Wadah Budidaya Ikan Konsumsi
Dari beberapa jenis wadah budidaya ikan yang telah dijelaskan sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan jenis wadah yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan. Langkah selanjutnya adalah memahami konstruksi wadah budidaya agar wadah budidaya yang akan dibuat sesuai dengan kaidah budidaya.
2.2.1. Konstruksi kolam
Konstruksi kolam yang akan digunakan untuk budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh pemilihan lokasi yang tepat. Untuk membuat kolam maka tanah yang akan dijadikan kolam harus mampu menyimpan air atau kedap air sehingga kolam yang akan di buat tidak bocor.Bentuk kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan ada beberapa macam antara lain adalah kolam berbentuk segi empat/empat persegipanjang, berbentuk bujur sangkar, berbentuk lingkaran atau berbentuk segitiga. Dari berbagai bentuk kolam ini yang harus diperhatikan adalah tentang persyaratan teknis konstruksi kolam. Persyaratan teknis konstruksi suatu
kolam yang akan digunakan untuk membudidayakan ikan sebaiknya mempunyai :
2.2.1.1. Pematang kolam.
Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor. Jenis tanah yang baik untuk
pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.
Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1 (Gambar 2.16),
sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5
Sebagai acuan dalam membuat pematang kolam untuk kolam yang berukuran 200 m2 lebar pematang dibagian atas adalah 1 m maka lebar pematang pada bagian bawahnya adalah 3 m untuk pematang bentuk trapesium sama kaki pada kedalaman kolam 1m, jika kolam
tersebut dibuat dengan pematang trapesium tidak sama kaki maka lebar pematang pada bagian atas adalah 1 m maka lebar pematang
pada bagian bawahnya adalah 4 m pada kedalaman kolam 1 m.
2.2.1.2. Dasar kolam dan saluran
Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter
Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.
Saluran didalam kolam budidaya ada dua macam yaitu saluran keliling atau caren dan saluran tengah atau kemalir. Saluran didalam kolam ini dibuat miring ke arah pintu pengeluaran air. Hal ini untuk memudahkan di dalam pengeringan kolam dan pemanenan ikan
Kolam yang baik harus memiliki pintu pemasukan air dan pintu pengeluaran air secara terpisah. Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya
Pada kolam tanah pintu pemasukan dan pengeluaran air dibuat dari bambu atau pipa paralon. Bentuk pintu pemasukan diletakkan sejajar dengan permukaan tanggul sedangkan pintu pengeluaran dapat dibuat dua model yaitu pertama sama dengan pintu pemasukkan dengan ketinggian sesuai dengan tinggi air kolam dan kedua dibuat dengan model huruf L
Pada kolam beton pintu pemasukan dan pengeluaran air menggunakan sistem monik. Pada pintu air sistem monik ini ada celah penyekatnya dan dapat dibuat lebih dari satu. Celah penyekat ini berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Papanpapan kayu ini dapat dibuka dan diatur yang pengaturannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada pintu air ini papan penyekatnya dapat diganti dengan saringan
Persyaratan konstruksi teknik dalam membuat bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan secara prinsip hampir sama dengan kolam dimana harus mempunyai pintu pemasukan dan pengeluaran air tetapi dasar bak pada umumnya adalah rata. Konstruksi pintu dan pemasukan air pada bak dapat dibuat dengan model pembuatan instalasi air untuk pemasukan air dan pengeluaran airnya menggunakan pipa paralon (PVC) dengan bentuk huruf L
2.2.2. Konstruksi Akuarium
Konstruksi wadah akuarium sangat bergantung pada desain yang akan dikerjakan berdasarkan bentuk akuarium yang diinginkan. Bentuk akuarium yang biasa digunakan sebagai wadah budidaya ikan antara lain adalah akuarium segiempat, akuarium trapesium, akuarium segidelapan, akuarium segienam, akuarium botol dan akuarium ellips. Setelah merencanakan bentuk akuarium kaca yang akan dibuat, langkah selanjutnya menentukan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium
Setelah menentukan bentuk dan ukuran kaca yang akan dipergunakan untuk membuat akuarium maka langkah selanjutnya adalah memotong kaca. Kaca yang dipergunakan untuk membuat akuarium masih dalam bentuk lembaran kaca. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam memotong kaca antara lain adalah :
1. Letakkan lembaran kaca pada meja kerja, meja kerja harus dalam keadaan datar dan bersih. Hal ini untuk menghindari terjadinya keretakan kaca yang akan dipergunakan.
2. Ukuran kaca yang akan dipotong ini disesuaikan dengan bentuk akuarium yang akan dibuat. Dalam membuat potonganpotongan kaca, lembaran kaca dibuat polanya terlebih dahulu dengan menggunakan spidol dan penggaris besi. Pola yang sudah dibentuk dapat langsung dipotong.
3. Untuk memotong kaca gunakan alat pemotong kaca yang banyak dijual di toko besi.
4. Setelah kaca terpotong, bagian pinggir dari potongan-potongan kaca harus dihaluskan dengan gerinda atau batu asahan karborondum.
Setelah kaca yang dibutuhkan untuk membuat akuarium tersebut disiapkan langkah selanjutnya adalah melakukan perakitan akuarium. Dalam merakit akuarium dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam merangkainya. Kaca sebagai bahan utama dalam pembuatan akuarium dapat diperoleh dengan cara membeli lembaran kaca atau membeli potongan kaca sesuai dengan ukuran yang tepat. Akuarium sebagai salah satu wadah yang dapat digunakan untuk membudidayakan ikan baik ikan hias maupun ikan konsumsi yang berasal dari perairan tawar dan laut dapat diperoleh dengan cara membeli langsung ditoko atau membuatnya sendiri. Dengan membuat akuarium sendiri akan diperoleh keuntungan antara lain adalah harganya relatif lebih murah, ukuran sesuai dengankebutuhan dan kaca yang digunakan mempunyai ketebalan sesuai dengan luasan akuarium yang dibuat.
Dalam membuat akuarium, ada beberapa hal yang harus dikuasai agar akuarium yang dibuat tidak bocor dan tahan lama, yaitu merancang/mendesain akuarium, memotong kaca, merakit akuarium dan melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut.Akuarium yang
akan dirakit sendiri, langkah awal yang harus dilakukan adalah menyiapkan kaca sebagai dasar utama pembuatan akuarium. Kaca yang akan dirakit menjadi akuarium ini sudah dalam bentuk potonganpotongan kaca yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran akuarium yang akan dibuat. Sebelum dirakit kaca-kaca tersebut sebaiknya dilakukan penggosokan dengan menggunakan batu asahan karborundum atau gerinda. Hal inibertujuan agar akuarium yang dibuat tidak berbahaya bagi pemakainya.
Kaca-kaca yang telah dihaluskan seluruh bagian pinggirnya dengan gerinda ini telah siap untuk dirakit. Langkah selanjutnya adalah
menyiapkan alat dan bahan lainnya yaitu lem kaca silikon, alat tembak lem, lakban besar dan cutter.
Lem kaca yang digunakan adalah lem silikon yaitu lem khusus untuk merekatkan kaca agar melekat dengan baik dan tidak bocor. Alat tembak lem silikon ini berfungsi untuk memudahkan si pembuat akuarium dalam merakit akuarium, bentuk alat tembak ini seperti pistol sehingga disebut alat tembak.
Sedangkan lakban yang digunakan dalam merakit akuarium sebaiknya lakban plastik yang berwarna colklat atau hitam dengan ukuran lebar lakbannya adalah 5 cm. Lakban ini berfungsi untuk membantu berdirinya kaca dengan kaca lainnya agar tidak bergeser yang memudahkan dalam pemberian lem kaca.
Pada saat menempelkan lem silikon ke kaca sebaiknya ketebalan lem pada seluruh permukaan kaca sama. Hal ini akan membuat ketebalan lem sama pada setiap sudut . Setelah seluruh kaca terakit menjadi akuarium, langkah selanjutnya adalah mengeringkan akuarium tersebut minimal selama 24 jam agar lem silikon tersebut benar-benar kering.
Langkah terakhir dalam merakit akuarium adalah melakukan uji coba terhadap akuarium tersebut. Ujicoba tersebut dilakukan dengan mengisi air ke dalam akuarium selama 24 jam dan perhatikan apakah ada bagian yang bocor. Untuk memperoleh akuarium yang rapih setelah diuji coba bersihkan lem yang tidak rapih dengan menggunakan cutter.
2.2.3. Konstruksi Keramba Jaring Apung
Wadah budidaya ikan selanjutnya yang sangat potensial dikembangkan di Indonesia adalah karamba jaring terapung. Agar dapat melakukan budidaya ikan dijaring terapung yang menguntungkan maka konstruksi wadah tersebut harus sesuai dengan persyaratan teknis. Konstruksi wadah jaring terapung pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring. Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat lalu lalang orang pada waktu memberi pakan dan saat panen. Kantong jaring merupakan tempat pemeliharaan ikan yang akan dibudidayakan. Dengan memperhitungkan konstruksi wadah secara baik dan benar akan diperoleh suatu wadah budidaya ikan yang mempunyai masa pakai yang lama.
Dalam mendesain konstruksi wadah budidaya ikan disesuaikan dengan lokasi yang dipilih untuk membuat budidaya ikan dijaring terapung. Budidaya ikan dijaring terapung dapat dilakukan untuk komoditas ikan air tawar dan ikan air laut. Sebelum membuat konstruksi wadah karamba jaring terapung pemilihan lokasi yang tepat dari aspek sosial ekonomis dan teknis benar. Sama seperti wadah budidaya ikan sebelumnya persyaratan secara teknis dan sosial ekonomis dalam memilih lahan yang akan digunakan untuk melakukan budidaya ikan harus diperhatikan. Aspek sosial ekonomis yang sangat umum yang harus dipertimbangkan adalah lokasi tersebut dekat dengan pusat kegiatan yang mendukung operasionalisasi suatu usaha seperti tempat penjualan pakan, pembeli ikan dan lokasi yang dipilih merupakan daerah pengembangan budidaya ikan sehingga mempunyai prasarana jalan yang baik serta keamanan terjamin. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi usaha budidaya ikan di karamba jaring terapung antara lain adalah :
1. Arus air.
Arus air pada lokasi yang dipilih diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada arusnya agar tetap terjadi pergantian air dengan baik dan kandungan oksigen terlarut dalam wadah budidaya ikan tercukupi, selain itu dengan adanya arus maka dapat menghanyutkan sisa-sisa pakan dan kotoran ikan yang terjatuh di dasar perairan. Dengan tidak terlalu kuatnya arus juga berpengaruh terhadap keamanan jaring dari kerusakan sehingga masa pakai jaring lebih lama. Bila pada perairan yang akan dipilih ternyata tidak ada arusnya (kondisi air tidak mengalir), disarankan agar unit budidaya atau jaring dapat diusahakan di perairan tersebut, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 1% dari luas perairan. Pada kondisi perairan yang tidak mengalir, unit budidaya sebaiknya diletakkan ditengah perairan sejajar dengan garis pantai.
2. Tingkat kesuburan.
Pada perairan umum dan waduk ditinjau dari tingkat kesuburannya dapat dikelompokkan menjadi perairan dengan tingkat kesuburan rendah (oligotropik), sedang (mesotropik) dan tinggi (eutropik). Jenis perairan yang sangat baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung dengan sistem intensif adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.Jika perairan dengan tingkat kesuburan tinggi digunakan dalam budidaya ikan di jaring terapung maka hal ini sangat beresiko tinggi karena pada perairan eutropik kandungan oksigen terlarut pada malam hari sangat rendah dan berpengaruh buruk terhadap ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi.
3. Bebas dari pencemaran.
Dalam dunia perikanan, yang dimaksud dengan pencemaran perairan adalah penambahan sesuatu berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air dan sumber air perairan tersebut. Bahan pencemar yang biasa masuk kedalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa persenyawaan logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis. Contoh bahan pencemar yang mudah terurai berupa limbah rumah tangga, bakteri, limbah panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyebab kedua adalah keadaan alam seperti : banjir atau gunung meletus. Jika lokasi budidaya mengandung bahan pencemar maka akan berpengaruhterhadap kehidupan ikan yang dipelihara didalam wadahbudidaya ikan tersebut.
ikan banyak |
4. Kualitas air.
Dalam budidaya ikan, secara umum kualitas air dapat diartikan sebagai setiap perubahan (variabel) yang mempengaruhi pengelolaan, kelangsungan hidup dan produktivitas ikan yang dibudidayakan. Jadi perairan yang dipilih harus berkualitas airyang memenuhi persyaratan bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan yang akan dibudidayakan. Kualitas air meliputi sifat fisika, kimia dan biologi. Secara detail tentang kualitas air ini akan dibahas pada Bab 2.
Setelah mendapatkan lokasi yang memenuhi persyaratan teknis maupun sosial ekonomis maka harus dilakukan perencanaan selanjutnya. Perencanaan disesuaikan dengan data yang diperoleh pada waktu melakukan survey lokasi. Perencanaan tersebut dapat dibuat dengan membuat gambar dari konstruksi wadah budidaya yang akan dibuat. Konstruksi wadah jaring terapung terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Kerangka
Kerangka (bingkai) jaring terapung dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat besi). Memilih bahan untuk kerangka, sebaiknya disesuai-kan dengan ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan tersebut.
Kayu atau bambu secara ekonomis memang lebih murah dibandingkan dengan besi anti karat, tetapi jika dilihat dari masa pakai dengan menggunakan kayu atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun. Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi kembali. Jika akan memakai besi anti karat sebagai kerangka jaring pada umumnya usia ekonomis/ angka waktu pemakaiannya relatif lebih lama, yaitu antara 4–5 tahun.
Pada umumnya petani ikan di jaring terapung menggunakan bambu sebagai bahan utama pembuatan kerangka, karena selain harganya relatif murah juga ketersediaannya di lokasi budidaya sangat banyak. Bambu yang digunakan untuk kerangka sebaiknya mempunyai
garis tengah 5 – 7 cm di bagian pangkalnya, dan bagian ujungnya berukuran antara 3 – 5cm. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali. Ada juga jenis bambu gombong yang mempunyai diameter 12 -15 cm tetapi jenis bambu ini kurang baik digunakan untuk kerangka karena cepat lapuk.
Ukuran kerangka jaring terapung berkisar antara 5 X 5 meter sampai 10 X 10 meter. Petani ikan jaring terapung di perairan
cirata pada umumnya menggunakan kerangka dari bambu dengan ukuran 7 X 7 meter. Kerangka dari jaring apung umumnya dibuat tidak
hanya satu petak/kantong tetapisatu unit. Satu unit jaring terapung terdiri dari empat buah petak/kantong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.32.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
2. Pelampung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 Jika akan menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran 7 X 7 meter, dalam satu unit jaring terapung membutuhkan pelampung antara 33 – 35 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.33.
3. Pengikat
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.
4. Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50 – 75 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.34.
5. Jaring
Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar.
Salah satu contohnya adalah sebagai berikut :
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.
b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.
Jaring yang mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch biasanya digunakan untuk memelihara ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan umum, khususnya dalam budidaya ikan di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾ - 1 inch.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan. Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat kantong jaring adalah membuat desain/rancangan kantong jaring yang akan dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan berkisar antara 2 X 2 m sampai dengan 10 X 10 m.Setelah ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan, misalnya akan dibuat kantong jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, langkah selanjutnya adalah memotong jaring.
Untuk memotong jaring harus dilakukan dengan benar berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat perenggangannya saat terpasang di perairan. Menurut hasil penelitian, jaring dalam keadaan terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan mengalami perenggangan atau mata jaring dalam keadaan tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang In Ratio” dalam membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Adapun perhitungan yang digunakan untuk memotong jaring ada dua cara, yaitu : (1) menggunakan rumus tertentu dan (2) melakukan perhitungan cara di lapangan.
Rumus berdasarkan ”Hang In Ratio” adalah sebagai berikut :
i
1. L = -----------
1 - S
2. d = D 2S – S2
Keterangan :
S : Hang In Ratio
L : Panjang jaring sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik
i : Panjang tali ris
D : dalam kantong jaring(jumlah mata jaring dikalikan ukuran mata jaring dalam keadaan tertarik)
D : dalam kantong jaring sesudah
Contoh penggunaan rumus dalam menghitung jaring yangakan dipotong dengan ukuran 7 X 7 X 2 m adalah sebagai berikut: Misalnya, kantong jaring yang akan dibuat 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inch (5,08 cm). Diketahui Hang In Ratio (S) adalah 30% = 0,3, Panjang tali ris (i) = 4 X 7 m = 28 m. Maka untuk mencari panjang jaring sebelum Hang In adalah :
i
L = ------
1 – S
28 28
L = ------- = ------- = 40 m
1 – 0,3 0,7
Jadi panjang tiap sisi adalah 40 m : 4 = 10 m
Jumlah mata jaring 10 m = 1000 cm : 5,08 cm = 197,04 mata jaring dibulatkan 197 mata jaring.
Diketahui dalam jaring sesudah Hang In (d) adalah 2 m, maka dalam kantong jaring sebelum dipotong (D) adalah :
d = D 2S – S2
d
D = ------------
2S – S2
D = --------------------
2 (0,3) – 0,32
2
= ---------------
0,6 – 0,09
2
= ----------
0,51
2
= --------- = 2,8 m
0,7141
Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280 cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring dibulatkan menjadi 55 mata jaring.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh ukuran lembaran jaring yang akan dipotong untuk kantong jaring berukuran 7 X 7 X 2 m adalah 197 X 197 X 55 mata jaring.
Sedangkan para petani ikan dilapangan biasanya menghitung jaring yang akan digunakan untuk membuat kantong jaring menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Misalnya kantong jaring yang akan dibuat berukuran 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inch (5,08 cm). Berdasarkan hasil penelitian panjang jaring akan berkurang sebesar 30% dari semula. Maka secara praktis dilapangan diperhitungkan jumlah mata jaring dalam setiap meter adalah:
100
------------------------------ =
(100% - 30%) X 2,54
100
------------------ =
0,7 X 2,54
100
--------- = 56,2 = 56
1,778
Jadi dalam satu meter jaring yang berukuran 1 inch terdapat 56 mata jaring, sehingga jika akan membuat jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, jumlah mata jaringnya adalah 392 X 392 X 112 mata jaring. Sedangkan ukuran mata jaring yang akan digunakan adalah 2 inch maka jumlah mata jaring yang akan dipotong adalah 196 X 196 X 56. Angka-angka ini diperoleh dari hasil perkalian antara ukuran kantong jaring dengan jumlah mata jaring. Berdasarkan hasil kedua perhitungan tersebut memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memindahkan pola yang telah dibuat langsung kejaring. Jaring tersebut dibentangkan dan dibuat pola seperti Gambar 2.35.
Sebagai acuan untuk melakukan pemotongan jaring yang akan dipergunakan untuk membuat kantong jaringterapung dapat dilihat pada Tabel 2.4.
6. Pemberat
Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.
7. Tali/tambang
Tali/tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm, sedangkan pada perairan laut tali/tambang yang digunakan terbuat dari nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas. Tali/tambang ini dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris. Panjang tali ris adalah sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring terapung berukuran 7X7X2m maka tali risnya adalah 7m X 4 =28 m. Dengan dikalikan empat karena kantong sisi jaring terapung adalah empat sisi. Khusus untuk tali ris pada bagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya mempunyai panjang 28 m +( 4 X 0,5 m) = 30 m. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan aktivitas kegiatan operasional pada saat melakukan budidaya ikan.
2.PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
Setelah mengetahui bermacammacam wadah budidaya ikan dan mengetahui konstruksi wadah tersebut maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan segalanya agar wadah budidaya ikan tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Dalam membudidayakan ikan dengan menggunakan kolam yang biasanya dilakukan untuk melakukan budidaya ikan air tawar, harus dilakukan persiapan kolam agar dapat dipergunakan untuk membudidayakan ikan. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam, perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dan pengapuran.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Pengeringan
Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama budidaya terbuang. Pada kolam pemijahan pengeringan dasar kolam bertujuan agar ikan dapat memijah karena tanah yang dikeringkan dan diairi akan melepaskan bau tertentu yang disebut petrichor, selain itu pengeringan dasar kolam dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam Gambar 2.36.
2. Perbaikan pematang
Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah, sedangkan pada kolam tembok dilakukan perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.
3. Pengolahan dasar kolam
Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari.
Tujuan pengolahan dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawasenyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam. Saluran ini disebut kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran pemasukan dan pengeluaran air dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan benih ikan budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau keluar kolam (Gambar 2.37).
4. Pengapuran.
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100- 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.
5. Pemupukan.
Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkankesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain) atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah dikeringkan.Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.
Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m2 . Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing-masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan.
6. Pengairan
Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna.
Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m (Gambar 2.38).
Wadah budidaya ikan (kolam) yang sudah dipersiapkan dan siap untuk dipergunakan sebagai wadah untuk kegiatan budidaya. Agar kolam yang dipergunakan senantiasa baik untuk kegiatan budidaya maka harus selalu dilakukan pengelolaan terhadap kolam budidaya baik kolam pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur dan lain sebagainya. Pada pengelolaan kolam yang akan dipergunakan sebagaiwadah pemeliharaan induk/calon induk sebaiknya mempunyai persyaratan yang sesuai dengan lingkungan yang layak bagi kehidupan induk.
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kolam induk ikan ini adalah :
1. Persiapan wadah Wadah mempunyai pematang kokoh dan tidak bocor, pintu pemasukan, serta pintu pengeluaran yang dipasang saringan. Adanya saringan air ini baik pada pintu pemasukan maupun pada pintu pengeluaran, untuk menghindari masuknya ikan liar, terutama ikan predator yang dapat mengganggu proses pemijahan bahkan dapat memangsa induk maupun larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar kolam dengan cara membalik tanah bagian dasar kolam yang di lanjutkan dengan pengapuran dan pemupukan. Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dasar dan perairan kolam sebagai stok pakan alami bagi calon induk. Pemberian kapur selain dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH
dasar kolam. Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan. Pemupukan dasar kolam dapat digunakan pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk buatan. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk ke dasar kolam dan dilanjutkan dengan pemupukan susulan setelah 15 hari dengan cara memberikan pupuk yang dibungkus dari karung plastik yang diberi lubang keci-kecil sehingga pupuk akan terurai secara perlahan.
2. Pengairan
Pengairan dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan bagi induk sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan yaitu perairan subur, cukup tersedia oksigen terlarut ( 5 ppm), CO2 (<10 ppm), NH3 ( <1 ppm). Untuk mendapatkan lingkungan yang demikian, maka air kolam harus terus menerus mengalir sehingga tidak ada lagi penimbunan kotoran air akibat dari sisa pakan atau sampah lainnya.
3. Pengendalian gulma air
Tanaman air yang dapat mengganggu lingkungan hidup ikan antara lain adalah eceng gondok dan kiambang, bila populasinya banyak sampai menutupi permukaan air, maka proses difusi oksigen ke dalam air dan proses fotosintesis phytoplankton dapat terganggu sehingga Oksigen terlarut akan menurun. Pengendalian gulma air ini dapat dilakukan dengan cara memberi saringan pada pintu pemasukan air dan pengendalian gulma secara mekanis, yaitu dengan cara mengambil /mencabut gulma yang ada di kolam.
Setelah semua langkah persiapan dilakukan maka kolam tersebut dapat digunakan untuk melakukan kegiatan budidaya.
Wadah budidaya ikan yang lainnya adalah bak tembok atau bak beton, bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan
persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:
2. Pelampung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum (besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik (stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 Jika akan menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung berukuran 7 X 7 meter, dalam satu unit jaring terapung membutuhkan pelampung antara 33 – 35 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.33.
3. Pengikat
Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau 10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring terapung, pelampung atau jaring.
4. Jangkar
Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik yang berdiameter sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4 buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50 – 75 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.34.
5. Jaring
Jaring yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan dibudidayakan. Kantong jaring terapung ini mempunyai ukuran bervariasi disesuaikan dengan jenis ikan yang dibudidayakan, untuk ikan air laut ukuran kantong jaring yang biasa digunakan berukuran mulai 2 X 2 X 2 m sampai 5 X 5 x 5 m. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar berkisar antara 3 X 3 X 3 m sampai 7 X 7 X 2,5 m. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan binatang lain, biasanya kantong jaring terapung dipasang rangkap (doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang lebih besar.
Salah satu contohnya adalah sebagai berikut :
a. Jaring polyethylene no. 380 D/9 dengan ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 2 inch (5,08 cm) yang dipergunakan sebagai kantong jaring luar.
b. Jaring polyethylene no. 280 D/12 dengan ukuran mata jaring 1 inch (2,5 cm) atau 1,5 inch (3,81 cm) dipergunakan sebagai kantong jaring dalam.
Jaring yang mempunyai ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inch biasanya digunakan untuk memelihara ikan yang berukuran lebih kecil. Di perairan umum, khususnya dalam budidaya ikan di jaring terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾ - 1 inch.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Kantong jaring yang digunakan untuk memelihara ikan dapat diperoleh dengan membeli jaring utuh. Dalam hal ini biasanya jaring trawl dijual dipasaran berupa lembaran atau gulungan. Langkah awal yang harus dilakukan untuk membuat kantong jaring adalah membuat desain/rancangan kantong jaring yang akan dipergunakan. Ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan berkisar antara 2 X 2 m sampai dengan 10 X 10 m.Setelah ukuran kantong jaring yang akan dipergunakan, misalnya akan dibuat kantong jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, langkah selanjutnya adalah memotong jaring.
Untuk memotong jaring harus dilakukan dengan benar berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat perenggangannya saat terpasang di perairan. Menurut hasil penelitian, jaring dalam keadaan terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan mengalami perenggangan atau mata jaring dalam keadaan tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang In Ratio” dalam membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Adapun perhitungan yang digunakan untuk memotong jaring ada dua cara, yaitu : (1) menggunakan rumus tertentu dan (2) melakukan perhitungan cara di lapangan.
Rumus berdasarkan ”Hang In Ratio” adalah sebagai berikut :
i
1. L = -----------
1 - S
2. d = D 2S – S2
Keterangan :
S : Hang In Ratio
L : Panjang jaring sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik
i : Panjang tali ris
D : dalam kantong jaring(jumlah mata jaring dikalikan ukuran mata jaring dalam keadaan tertarik)
D : dalam kantong jaring sesudah
Contoh penggunaan rumus dalam menghitung jaring yangakan dipotong dengan ukuran 7 X 7 X 2 m adalah sebagai berikut: Misalnya, kantong jaring yang akan dibuat 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inch (5,08 cm). Diketahui Hang In Ratio (S) adalah 30% = 0,3, Panjang tali ris (i) = 4 X 7 m = 28 m. Maka untuk mencari panjang jaring sebelum Hang In adalah :
i
L = ------
1 – S
28 28
L = ------- = ------- = 40 m
1 – 0,3 0,7
Jadi panjang tiap sisi adalah 40 m : 4 = 10 m
Jumlah mata jaring 10 m = 1000 cm : 5,08 cm = 197,04 mata jaring dibulatkan 197 mata jaring.
Diketahui dalam jaring sesudah Hang In (d) adalah 2 m, maka dalam kantong jaring sebelum dipotong (D) adalah :
d = D 2S – S2
d
D = ------------
2S – S2
2
D = --------------------
2 (0,3) – 0,32
2
= ---------------
0,6 – 0,09
2
= ----------
0,51
2
= --------- = 2,8 m
0,7141
Jadi jumlah mata jaring 2,8 m = 280 cm : 5,08 cm = 55,1 mata jaring dibulatkan menjadi 55 mata jaring.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh ukuran lembaran jaring yang akan dipotong untuk kantong jaring berukuran 7 X 7 X 2 m adalah 197 X 197 X 55 mata jaring.
Sedangkan para petani ikan dilapangan biasanya menghitung jaring yang akan digunakan untuk membuat kantong jaring menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Misalnya kantong jaring yang akan dibuat berukuran 7 X 7 X 2 m dengan ukuran mata jaring (mesh size) 2 inch (5,08 cm). Berdasarkan hasil penelitian panjang jaring akan berkurang sebesar 30% dari semula. Maka secara praktis dilapangan diperhitungkan jumlah mata jaring dalam setiap meter adalah:
100
------------------------------ =
(100% - 30%) X 2,54
100
------------------ =
0,7 X 2,54
100
--------- = 56,2 = 56
1,778
Jadi dalam satu meter jaring yang berukuran 1 inch terdapat 56 mata jaring, sehingga jika akan membuat jaring dengan ukuran 7 X 7 X 2 m, jumlah mata jaringnya adalah 392 X 392 X 112 mata jaring. Sedangkan ukuran mata jaring yang akan digunakan adalah 2 inch maka jumlah mata jaring yang akan dipotong adalah 196 X 196 X 56. Angka-angka ini diperoleh dari hasil perkalian antara ukuran kantong jaring dengan jumlah mata jaring. Berdasarkan hasil kedua perhitungan tersebut memperoleh nilai yang tidak jauh berbeda. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah memindahkan pola yang telah dibuat langsung kejaring. Jaring tersebut dibentangkan dan dibuat pola seperti Gambar 2.35.
Sebagai acuan untuk melakukan pemotongan jaring yang akan dipergunakan untuk membuat kantong jaringterapung dapat dilihat pada Tabel 2.4.
6. Pemberat
Pemberat yang digunakan biasanya terbuat dari batu atau timah yang masing-masing beratnya antara 2–5 kg. Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.
7. Tali/tambang
Tali/tambang yang digunakan biasanya disesuaikan dengan kondisi perairan pada perairan tawar adalah tali plastik yang mempunyai diameter 5–10 mm, sedangkan pada perairan laut tali/tambang yang digunakan terbuat dari nilon atau tambang yang kuat terhadap salinitas. Tali/tambang ini dipergunakan sebagai penahan jaring pada bagian atas dan bawah. Tali tambang ini mempunyai istilah lain yang disebut dengan tali ris. Panjang tali ris adalah sekeliling dari kantong jaring terapung. Misalnya, kantong jaring terapung berukuran 7X7X2m maka tali risnya adalah 7m X 4 =28 m. Dengan dikalikan empat karena kantong sisi jaring terapung adalah empat sisi. Khusus untuk tali ris pada bagian atas sebaiknya dilebihkan 0,5 m untuk setiap sudut. Jadi tali risnya mempunyai panjang 28 m +( 4 X 0,5 m) = 30 m. Hal ini untuk memudahkan dalam melakukan aktivitas kegiatan operasional pada saat melakukan budidaya ikan.
2.PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
Setelah mengetahui bermacammacam wadah budidaya ikan dan mengetahui konstruksi wadah tersebut maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan segalanya agar wadah budidaya ikan tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya. Dalam membudidayakan ikan dengan menggunakan kolam yang biasanya dilakukan untuk melakukan budidaya ikan air tawar, harus dilakukan persiapan kolam agar dapat dipergunakan untuk membudidayakan ikan. Persiapan kolam meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan dasar kolam, perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran air, pemupukan dan pengapuran.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan meliputi :
1. Pengeringan
Pengeringan dasar kolam sangat dibutuhkan oleh ikan agar bakteri pembusuk yang dapat menyebabkan ikan sakit, racun sisa dekomposisi selama budidaya terbuang. Pada kolam pemijahan pengeringan dasar kolam bertujuan agar ikan dapat memijah karena tanah yang dikeringkan dan diairi akan melepaskan bau tertentu yang disebut petrichor, selain itu pengeringan dasar kolam dapat membunuh hama dan penyakit yang ada di dalam kolam Gambar 2.36.
2. Perbaikan pematang
Perbaikan pematang bertujuan untuk mencegah kebocoran kolam. Kebocoran kolam dapat diakibatkan oleh binatang air seperti belut, kepiting dan hewan air lainnya. Pematang bocor mengakibatkan air kolam tidak stabil dan benih ikan banyak yang keluar kolam. Perbaikan pematang ini hanya dilakukan pada kolam tanah, sedangkan pada kolam tembok dilakukan perawatan dan pengecekan kebocoran pada setiap bagian pematang.
3. Pengolahan dasar kolam
Pengolahan dasar kolam dilakukan pada kolam tradisional dan kolam semi intensif dimana dasar kolam berupa tanah. Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dasar kolam sedalam 10 – 20 cm. Tanah tersebut dibalik dan dibiarkan kering sampai 3-5 hari.
Tujuan pengolahan dasar kolam adalah mempercepat berlangsungnya proses dekomposisi (penguraian) senyawa-senyawa organik dalam tanah sehingga senyawasenyawa yang beracun yang terdapat di dasar kolam akan menguap. Tanah yang baru dicangkul diratakan. Setelah dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam. Saluran ini disebut kemalir. Kemalir berfungsi untuk memudahkan pemanenan dan sebagai tempat berlindung benih ikan pada siang hari. Saluran pemasukan dan pengeluaran air dilengkapi dengan saringan. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan benih ikan budidaya yang ditebarkan tidak kabur atau keluar kolam (Gambar 2.37).
4. Pengapuran.
Pengapuran dasar kolam sebaiknya dilakukan setelah pengolahan tanah. Pada saat tanah dibalikkan dan sambil menunggu kering tanah dasar, penebaran kapur dapat dilakukan. Pengapuran merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kestabilan keasaman (pH) tanah dan air, sekaligus memberantas hama penyakit. Jenis kapur yang digunakan untuk pengapuran kolam ada beberapa macam diantaranya adalah kapur pertanian, yaitu kapur carbonat : CaCO3 atau [CaMg(CO3)]2, dan kapur tohor/kapur aktif (CaO).
Kapur pertanian yang biasa digunakan adalah kapur karbonat yaitu kapur yang bahannya dari batuan kapur tanpa lewat proses pembakaran tapi langsung digiling. Kapur pertanian ada dua yaitu Kalsit dan Dolomit. Kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat, magnesiumnya sedikit (CaCO3), sedangkan dolomit bahan bakunya banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat [CaMg(CO3)]2, Dolomit merupakan kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapur lahan bertanah masam. Kapur tohor adalah kapur yang pembuatannya lewat proses pembakaran. Kapur ini dikenal dengan nama kapur sirih, bahannya adalah batuan tohor dari gunung dan kulit kerang.
Dosis kapur yang akan ditebarkan harus tepat ukurannya karena jika berlebihan kapur akan menyebabkan kolam tidak subur, sedangkan bila kekurangan kapur dalam kolam akan menyebabkan tanah dasar kolam menjadi masam. Sebagai acuan dalam memberikan kapur pada kolam budidaya ikan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tetapi ada juga para petani menggunakan dosis kapur berkisar antara 100- 200gram/m2 hal ini dilakukan bergantung kepada keasaman tanah kolam.
5. Pemupukan.
Pemupukan tanah dasar kolam bertujuan untuk meningkatkankesuburan kolam, memperbaiki struktur tanah dan menghambat peresapan air pada tanah-tanah yang porous serta menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton yang digunakan sebagai pakan alami benih ikan. Jenis pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak besar (sapi, kerbau, kuda dan lain-lain) atau kotoran unggas (ayam, itik dan lain-lain) yang telah dikeringkan.Sedangkan pupuk buatan berupa bahan-bahan kimia yang dibuat manusia dipabrik pupuk yang berguna untuk menyuburkan tanah. Jenis pupuk buatan yang dapat digunakan antara lain adalah pupuk nitrogen (urea, ZA), pupuk phosphor (TSP), pupuk kalium (KCl) dan pupuk NPK yang merupakan gabungan dari ketiga hara tunggal.
Dosis pupuk kandang juga bergantung kepada kesuburan kolam ikan, biasanya berkisar antara 100-150 gram/m2 sedangkan untuk kolam yang kurang kesuburannya dapat ditebarkan kotoran ayam sebanyak 300 – 500 gr/m2 . Dosis yang digunakan untuk pupuk buatan biasanya berkisar antara 200-300 gram/m2. Kolam dapat juga dipupuk menggunakan, TSP dan Urea masing-masing sebanyak 10 gr/m2 dan kapur pertanian sebanyak 25 – 30 gr/ m2 atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan.
6. Pengairan
Kolam yang telah dikeringkan, dikapur dan di pupuk tersebut lalu diairi agar pakan alami di kolam tersebut tumbuh dengan subur. Pengairan ini harus dilakukan minimal 4 –7 hari sebelum larva/benih ikan di tebar ke dalam kolam pemeliharaan agar pakan alami tumbuh dengan sempurna.
Ketinggian air di kolam ikan ini bergantung pada jenis kolam, untuk kolam pemijahan ketinggian air 0,75-1,00 m, kolam pemeliharaan 1-1,25 m (Gambar 2.38).
Wadah budidaya ikan (kolam) yang sudah dipersiapkan dan siap untuk dipergunakan sebagai wadah untuk kegiatan budidaya. Agar kolam yang dipergunakan senantiasa baik untuk kegiatan budidaya maka harus selalu dilakukan pengelolaan terhadap kolam budidaya baik kolam pemeliharaan, pemijahan, penetasan telur dan lain sebagainya. Pada pengelolaan kolam yang akan dipergunakan sebagaiwadah pemeliharaan induk/calon induk sebaiknya mempunyai persyaratan yang sesuai dengan lingkungan yang layak bagi kehidupan induk.
Hal-hal yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kolam induk ikan ini adalah :
1. Persiapan wadah Wadah mempunyai pematang kokoh dan tidak bocor, pintu pemasukan, serta pintu pengeluaran yang dipasang saringan. Adanya saringan air ini baik pada pintu pemasukan maupun pada pintu pengeluaran, untuk menghindari masuknya ikan liar, terutama ikan predator yang dapat mengganggu proses pemijahan bahkan dapat memangsa induk maupun larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar kolam dengan cara membalik tanah bagian dasar kolam yang di lanjutkan dengan pengapuran dan pemupukan. Pengolahan dasar kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan dasar dan perairan kolam sebagai stok pakan alami bagi calon induk. Pemberian kapur selain dapat membunuh hama dan parasit ikan juga dapat menaikan pH
dasar kolam. Sedangkan pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang diperlukan fitoplankton sebagai makanan zooplankton maupun ikan. Pemupukan dasar kolam dapat digunakan pupuk kandang, pupuk hijau atau pupuk buatan. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara menyebarkan pupuk ke dasar kolam dan dilanjutkan dengan pemupukan susulan setelah 15 hari dengan cara memberikan pupuk yang dibungkus dari karung plastik yang diberi lubang keci-kecil sehingga pupuk akan terurai secara perlahan.
2. Pengairan
Pengairan dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan bagi induk sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan yaitu perairan subur, cukup tersedia oksigen terlarut ( 5 ppm), CO2 (<10 ppm), NH3 ( <1 ppm). Untuk mendapatkan lingkungan yang demikian, maka air kolam harus terus menerus mengalir sehingga tidak ada lagi penimbunan kotoran air akibat dari sisa pakan atau sampah lainnya.
3. Pengendalian gulma air
Tanaman air yang dapat mengganggu lingkungan hidup ikan antara lain adalah eceng gondok dan kiambang, bila populasinya banyak sampai menutupi permukaan air, maka proses difusi oksigen ke dalam air dan proses fotosintesis phytoplankton dapat terganggu sehingga Oksigen terlarut akan menurun. Pengendalian gulma air ini dapat dilakukan dengan cara memberi saringan pada pintu pemasukan air dan pengendalian gulma secara mekanis, yaitu dengan cara mengambil /mencabut gulma yang ada di kolam.
Setelah semua langkah persiapan dilakukan maka kolam tersebut dapat digunakan untuk melakukan kegiatan budidaya.
Wadah budidaya ikan yang lainnya adalah bak tembok atau bak beton, bak yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan
persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
1. Sanitasi wadah
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit Gambar 2.31). Bahan yang digunakan untuk membersihkan
wadah dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.
2. Perbaikan wadah
Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak yangakan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.
3. Perbaikan instalasi udara
Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran). Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan
pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.
4. Perbaikan instalasi air
Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya. Sumber air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya.
Persiapan wadah budidaya ikan yang menggunakan akuarium tidak jauh berbeda dengan penggunaan bak. Pada wadah budidaya karamba jaring terapung wadah tersebut harus disiapkan sebelum digunakan dengan beberapa tahap antara lain adalah :
1. Perbaikan kerangka
Pemeriksaan terhadap kerangka yang digunakan dalam budidaya ikan di karamba jaring terapung harus dilakukan, karena masa pakai kerangka ini tidak bisa sepanjang tahun. Masa pakai kerangka ini sangat bergantung pada bahan yang digunakannya, ada beberapa macam bahan yang digunakan sebagai kerangka antara lain adalah bambu, besi, stainless steel atau papan. Setiap bahan tersebut mempunyai masa pakai yang berbeda oleh karena itu harus dilakukan perbaikan pada kerangka jarring apung yang sudah mengalami kerusakan agar wadah tersebut dapat dipergunakan untuk budidaya ikan.
2. Perbaikan jaring
Jaring yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan perbaikan danpergantian jika telah mengalami kerusakan. Perbaikan jaring dapat dilakukan dengan melakukan perajutan pada bagian jarring yang rusak sedangkan pada jaring yang sudah lapuk harus diganti
dengan jaring yang baru. Hal ini dilakukan agar ikan yang dibudidayakan tidak keluar dari wadah budidaya. Pada kantong jaring yang di pergunakan untuk budidaya ikan sebelumnya biasanya banyak terdapat hewan-hewan kecil yang menempel pada kantong jaring, oleh karena itu harus dilakukan pembersihan dengan cara menyikat kantong jaring dan menjemurnya kembali setelah dibersihkan agar hewan-hewan kecil tersebut bersih dari jaring.
3.Tahapan Pembuatan Wadah Budidaya Ikan Konsumsi
a.Perencanaan
1.Menentukan lokasi pembuatan wadah budidaya ikan konsumsi.
2.Menetukan jenis wadah budidaya ikan konsumsi.
3. Membuat desain dan kontruksi wadah budidaya ikan konsumsi.
b.Persiapan bahan & alat
Bahan :
1. Terpal
2. bambu
3. bambu utuh
4. pipa/paralon
5. kawat dan paku
6. paku
7. gergaji
8. golok
9. skop
10. cangkul
11. tang
12. palu besar
c. Cara pembuatan
1. Ratakan tanah dasar wadah dengan cangkul dan sekop,buang kerikil atau benda tajam lainnya yang dapat merusak terpal
2. buat tanda berbentuk segi empat sesuai ukuran terpel dikurangi satu meter.
3.Tancapkan patok bambu tegak lurus dengan kuat menggunakan palu sampai benar-benar kuat untuk menahan tekana air.
4. siapkan bambu yang sudah dipotong dengan panjang 4 meter.
5. Pasang dinding pada tiang pancang dengan paku.
6. Lapisi bagian dasar kolam dengan sekam.kemudian,ratakan sekam pada dasar kolam.
7.Pasang terpal menurut bentuk dan ukuran kolam,kemudian pasang bambu di atas patok ,terpal diikatkan sisinya ke bambu dengan kawat.’
8. Lubangi sudut terpal dan pasang pipa paralon untuk pembuangan air.Agar tidak bocor,terpal diikat kencang dengan karet ban motor.
9.Pasang saringan pada pipa pembuangan,kemudian tutup dengan pipa.
10.Bak/kolam terpal siap diisi air.
1. Sanitasi wadah
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit Gambar 2.31). Bahan yang digunakan untuk membersihkan
wadah dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.
2. Perbaikan wadah
Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak yangakan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.
3. Perbaikan instalasi udara
Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran). Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan
pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.
4. Perbaikan instalasi air
Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya. Sumber air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya.
Persiapan wadah budidaya ikan yang menggunakan akuarium tidak jauh berbeda dengan penggunaan bak. Pada wadah budidaya karamba jaring terapung wadah tersebut harus disiapkan sebelum digunakan dengan beberapa tahap antara lain adalah :
1. Perbaikan kerangka
Pemeriksaan terhadap kerangka yang digunakan dalam budidaya ikan di karamba jaring terapung harus dilakukan, karena masa pakai kerangka ini tidak bisa sepanjang tahun. Masa pakai kerangka ini sangat bergantung pada bahan yang digunakannya, ada beberapa macam bahan yang digunakan sebagai kerangka antara lain adalah bambu, besi, stainless steel atau papan. Setiap bahan tersebut mempunyai masa pakai yang berbeda oleh karena itu harus dilakukan perbaikan pada kerangka jarring apung yang sudah mengalami kerusakan agar wadah tersebut dapat dipergunakan untuk budidaya ikan.
2. Perbaikan jaring
Jaring yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan perbaikan danpergantian jika telah mengalami kerusakan. Perbaikan jaring dapat dilakukan dengan melakukan perajutan pada bagian jarring yang rusak sedangkan pada jaring yang sudah lapuk harus diganti
dengan jaring yang baru. Hal ini dilakukan agar ikan yang dibudidayakan tidak keluar dari wadah budidaya. Pada kantong jaring yang di pergunakan untuk budidaya ikan sebelumnya biasanya banyak terdapat hewan-hewan kecil yang menempel pada kantong jaring, oleh karena itu harus dilakukan pembersihan dengan cara menyikat kantong jaring dan menjemurnya kembali setelah dibersihkan agar hewan-hewan kecil tersebut bersih dari jaring.
3.Tahapan Pembuatan Wadah Budidaya Ikan Konsumsi
a.Perencanaan
1.Menentukan lokasi pembuatan wadah budidaya ikan konsumsi.
2.Menetukan jenis wadah budidaya ikan konsumsi.
3. Membuat desain dan kontruksi wadah budidaya ikan konsumsi.
b.Persiapan bahan & alat
Bahan :
1. Terpal
2. bambu
3. bambu utuh
4. pipa/paralon
5. kawat dan paku
6. paku
7. gergaji
8. golok
9. skop
10. cangkul
11. tang
12. palu besar
c. Cara pembuatan
1. Ratakan tanah dasar wadah dengan cangkul dan sekop,buang kerikil atau benda tajam lainnya yang dapat merusak terpal
2. buat tanda berbentuk segi empat sesuai ukuran terpel dikurangi satu meter.
3.Tancapkan patok bambu tegak lurus dengan kuat menggunakan palu sampai benar-benar kuat untuk menahan tekana air.
4. siapkan bambu yang sudah dipotong dengan panjang 4 meter.
5. Pasang dinding pada tiang pancang dengan paku.
6. Lapisi bagian dasar kolam dengan sekam.kemudian,ratakan sekam pada dasar kolam.
7.Pasang terpal menurut bentuk dan ukuran kolam,kemudian pasang bambu di atas patok ,terpal diikatkan sisinya ke bambu dengan kawat.’
8. Lubangi sudut terpal dan pasang pipa paralon untuk pembuangan air.Agar tidak bocor,terpal diikat kencang dengan karet ban motor.
9.Pasang saringan pada pipa pembuangan,kemudian tutup dengan pipa.
10.Bak/kolam terpal siap diisi air.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
B. Budidaya (Pembesaran) Ikan Konsumsi
Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk mendapatkan ikan siap konsumsi atau ukuran yang diinginkan konsumen. Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumsi ikan yang semakin meningkat. Kebutuhan ikan untuk konsumsi berasal dari ikan air tawar, payau dan laut. Apakah kamu suka makan ikan? Jenis ikan apa yang biasa kamu konsumsi? Sebelum kegiatan budidaya dilakukan kamu perlu tahu karakteristik ikan yang akan dibudidayakan. Berikut penjelasan deskriptif ikan konsumsi air tawar,
payau dan laut yang dapat dibudidayakan.
1. Jenis jenis Ikan Konsumsi
a.Ikan air tawar
Budidaya pembesaran ikan air tawar didominasi oleh ikan mas,lele,pantin,nila,gurami,mujair,bawal,sepat,tawes dan gabus.
1.Ikan Mas
Ikan Mas jika dipelihara dengan baik dan benar maka akan menjadikan nilai tambah bagi pemasukan keluarga. Ikan Mas di Indonesia sudah membudidayakannya .
Ciri-Ciri Strain Ikan Mas adalah sebagai berikut:
Ikan mas punten: potongan badan paling pendek; sisik berwarna hijau gelap; mata agak menonjol; gerakannya gesit; bagian punggung tinggi melebar; perbandingan antara panjang badan & tinggi badan antara 2,3:1.
Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; badan relatif panjang; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
Ikan mas majalaya: punggung tinggi; badannya relatif pendek; sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
Ikan mas taiwan: badan relatif panjang; penampang punggung membulat; sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit & aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang & bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, taishusanshoku nshikigoi & long tail taishusanshoku nishikigoi. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yg banyak dibudidayakan.
2.Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudi dayakan di Indonesia. Ikan Nila menduduki urutan kedua setelah ikan Mas (Cyprincescarpio) dalam produksi budi daya air tawar di Indonesia. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan ikan Nila di urutan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budi daya dunia. Nila menjadi penting di dunia karena konsumen Nila ada di berbagai benua.
Habitat ikan nila adalah air tawar,seperti : sunagi,danau,waduk dan rawa-rwa,tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas(eury haline)sehingga dapat pulak hidup dengan baik di air payau dan laut.
3.Ikan Lele
Ikan Lele (Clarias) adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta mimiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies). Sedikitnya terdapat 55 spesies (jenis) ikan lele di seluruh dunia.
Ikan-ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan siripanus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
4.Ikan Patin
Ikan patin(pangasius.sp) adalah sekelompok ikan berkumis (siluriformes).
Rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam daging ikan patin ( 21-39mg/100 gram), maka manfaat ikan patin sangatlah bagus bagi anda yang sedang menjalankan program diet karena bisa mengurangi asupan kolesterol harian di dalam menu makanan anda.
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
B. Budidaya (Pembesaran) Ikan Konsumsi
Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk mendapatkan ikan siap konsumsi atau ukuran yang diinginkan konsumen. Budidaya pembesaran ikan konsumsi dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumsi ikan yang semakin meningkat. Kebutuhan ikan untuk konsumsi berasal dari ikan air tawar, payau dan laut. Apakah kamu suka makan ikan? Jenis ikan apa yang biasa kamu konsumsi? Sebelum kegiatan budidaya dilakukan kamu perlu tahu karakteristik ikan yang akan dibudidayakan. Berikut penjelasan deskriptif ikan konsumsi air tawar,
ikan |
payau dan laut yang dapat dibudidayakan.
1. Jenis jenis Ikan Konsumsi
a.Ikan air tawar
Budidaya pembesaran ikan air tawar didominasi oleh ikan mas,lele,pantin,nila,gurami,mujair,bawal,sepat,tawes dan gabus.
1.Ikan Mas
Ikan Mas jika dipelihara dengan baik dan benar maka akan menjadikan nilai tambah bagi pemasukan keluarga. Ikan Mas di Indonesia sudah membudidayakannya .
Ciri-Ciri Strain Ikan Mas adalah sebagai berikut:
Ikan mas punten: potongan badan paling pendek; sisik berwarna hijau gelap; mata agak menonjol; gerakannya gesit; bagian punggung tinggi melebar; perbandingan antara panjang badan & tinggi badan antara 2,3:1.
Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; badan relatif panjang; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
Ikan mas majalaya: punggung tinggi; badannya relatif pendek; sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
Ikan mas taiwan: badan relatif panjang; penampang punggung membulat; sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit & aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang & bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, taishusanshoku nshikigoi & long tail taishusanshoku nishikigoi. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yg banyak dibudidayakan.
2.Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromis Niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang paling banyak dibudi dayakan di Indonesia. Ikan Nila menduduki urutan kedua setelah ikan Mas (Cyprincescarpio) dalam produksi budi daya air tawar di Indonesia. Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan ikan Nila di urutan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budi daya dunia. Nila menjadi penting di dunia karena konsumen Nila ada di berbagai benua.
Habitat ikan nila adalah air tawar,seperti : sunagi,danau,waduk dan rawa-rwa,tetapi karena toleransinya yang luas terhadap salinitas(eury haline)sehingga dapat pulak hidup dengan baik di air payau dan laut.
3.Ikan Lele
Ikan Lele (Clarias) adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta mimiliki sejenis kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri atas berbagai jenis (spesies). Sedikitnya terdapat 55 spesies (jenis) ikan lele di seluruh dunia.
Ikan-ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan siripanus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya.
4.Ikan Patin
Ikan patin(pangasius.sp) adalah sekelompok ikan berkumis (siluriformes).
Rendahnya kadar kolesterol yang terkandung dalam daging ikan patin ( 21-39mg/100 gram), maka manfaat ikan patin sangatlah bagus bagi anda yang sedang menjalankan program diet karena bisa mengurangi asupan kolesterol harian di dalam menu makanan anda.
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini.
Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Ikan Patin termasuk ikan yang beraktifitas pada malam hari atau nocturnal. Ia termasuk ikan ikan dasar . Secara fisik memang dari bentuk mulut yang lebar persis seperti ikan demersal lain seperti lele dan ikan gabus. Malam hari ia akan keluar dari lubangnya dan mencari makanan renik yang terdiri dari cacing, serangga, udang sungai, jeni – jenis siput dan biji – bijian juga. Dari sifat makannya ikan ini juga tergolong ikan yang sangat rakus karena jumlah makannya yang besar.
Ikan patin baru saja berhasil dibudidayakan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga masih cukup baru di kalangan para konsumen ikan tawar. Namun sekarang jumlah permintaan di pasar sebagai konsumsi dan di kolam pancing sebagai ikan pancingan juga semakin meningkat. Ikan yang dibudi dayakan di kolam pembiakan dapat diberi makanan pengganti seperti pelet . untuk para pemancing yang berburu ikan patin diwajibkan menggunakan senar yang cukup besar, karena tarikan dan tenaga dari ikan ini cukup kuat hampir menyamai tarikan ikan dasar lain seperti ikan lele dan ikan gabus.
5.Ikan Gurami
Ikan gurami adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dan memiliki banyak penggemar. Oleh karena itu nilai ekonomis ikan gurami juga sangat tinggi. Ikan ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Keungulan ikan gurami antara lain mudah dipelihara, dapat berkembang biak secara alami, dapat hidup di air tenang, serta harganya relatif mahal. Ikan ini memiliki organ pernapasan tambahan sehingga bisa mengambil oksigen dari luar air tetapi sangat peka terhadap terhadap suhu rendah sehingga budidaya ikan gurami akan lebih produktif jika dilakukan di dataran rendah.
6.Ikan Mujair
Nama latin ikan mujair ialah Oreochromis mossambicus. Ikan mujair adalah ikan air tawar yang berasal dari Afrika Selatan dan pertama kali ditemukan di Indonesia oleh Pak Mujair.
Ikan mujair berkerabat dekat dengan saudara mereka yang lebih populer, ikan nila. Bersama ikan manfish/angelfish, ikan discus, ikan lohan dan ikan oscar, ikan mujair dan ikan nila tergabung dalam keluarga Cichlid.
Ikan mujair adalah omnivora yang aktif mencari makan saat hari terang (diurnal). Saat malam, ikan mujair akan berdiam diri di dasar air untuk beristirahat
7.Ikan Bawal
Bentuk tubuh ikan bawal yaitu berbentuk pipih, dengan perbandingan tinggi dan lebar tubuh 4 : 1, bentuk tubuh seperti bawal menandakan bahwa pergerakan ikan bawal tidak se lincah ikan lain, melainkan cukup lambat seperti ikan gurami. Sisik ikan bawal kecil-kecil,
8.Ikan sepat
Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi.
9Ikan Tawes
Ikan ini memiliki ciri-ciri , badan memanjang, pipih kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 - 2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal (tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk yang kesepuluh sirip punggung berbentuk seperti jari-jari. Sirip dubur bercagak, permulaan sirip ini berhadapan dengan sisik line lateralis ke-19, sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sisik garis rusuk (line lateralis) berjumlah 29-31.
Sisik berwana putih keperak-perakan, di bagian punggungya warna lebih gelap sedangkan dibagian perut berwarna lebih putih , dasar sisik kelabu sampai gelap.
Minimal ada 4 jenis ikan tawes yang pernah ditemukan diperairan, meskipun masih ada beberapa diantaranya yang sulit ditemukan karena populasinya tidak begitu banyak, selain jarang masyarakat yang membudidayakanya, kehadiranya atau keberadaanya sering di abaikan. Namun ada juga jenis-jenis yang sudah sangat umum dan banyak ditemukan diperairan karena juga sudah bisa dibudidayakan oleh masyarakat.
10.Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok.
Ciri-ciri ikan gabus :
Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh --dari kepala hingga ke ekor-- berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
b. Ikan air payau
jenis ikan air payau yang bisa di kembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut :
1.Bandeng
Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak. Namun saat ini perkembangan bandeng masih lebih baik pada budidaya tambak. Hal ini wajar karena memang bandeng awalnya sangat baik dibudidayakan di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama inggrisnya milk fish ini banyak ditemui hasil pembudidayaannya di pulau jawa utamanya jawa barat, jawa tengah dan jawa timur. Selain di pulau jawa, bandeng juga menjadi komoditas unggulan pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Sementara di pulau sumatera, produksi bandeng tertinggi ada di provinsi aceh dan lampung.
2. Belanak
Tidak banyak yang mengenal ikan belanak. Padahal ikan ini sudah dapat dibudidayakan. Persebaran perikanan budidaya jenis ikan ini memang belum banyak. Budidaya ikan belanak hanya dapat di temui di pulau jawa dan sebagian pulau kalimantan.
3.Kakap
Sama halnya dengan ikan bandeng di atas, ikan kakap juga dapat dibudidaya di dua subsektor yaitu laut dan air payau. Ikan kakap yang biasa dibudidayakan ada 2 jenis, yaitu kakap putih dan kakap merah. Persebaran budidaya ikan kakap di Indonesia juga tidak sepesat ikan bandeng. Sentra budidaya ikan kakap terdapat pada provinsi jawa barat, kalimantan timur dan jawa timur. Ikan yang dikenal dalam bahasa inggris sebagai Asian Seabass ini produksi tertingginya pada tahun 2009 terdapat pada provinsi Kalimantan timur.
4. Kepiting
Kepiting sudah dapat dibudidayakan walaupun perkembangan budidayanya belum begitu pesat karena memang komoditas jenis ini masih belum dikenal luas sebagai salah satu komoditas budidaya air payau. Padahal pasar kepiting masih sangat luas dan nilai jualnya sangat tinggi. Apalagi kepiting merupakan salah satu makanan favorit pada restoran-restoran seafood. Sentra budidaya kepiting terdapat di provinsi jawa timur, kalimantan timur dan sulawesi selatan.
5. Kerapu
Kerapu yang dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan nama grouper ini, juga merupakan ikan yang dapat dibudidayakan di perairan laut maupun perairan payau. Hanya saja memang habitat aslinya adalah di perairan laut karena itu perkembangan budidaya kerapu di perairan payau masih sedikit namun sudah mulai dikembangkan. Budidaya ikan kerapu dapat ditemui di provinsi Aceh dan jawa timur.
6. Rajungan
Rajungan berbeda dengan kepiting. Jika kepiting dapat hidup di dua alam maka rajungan hanya hidup di satu alam. Rajungan hanya dapat hidup di perairan laut dan tidak dapat hidup di perairan tawar. Rajungan juga tidak dapat hidup pada kondisi yang tidak memiliki air. Secara morfologi rajungan memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dengan warna yang menarik pada karapasnya. Budidaya rajungan memang masih sangat sedikit, berdasarkan laporan data statistik perikanan budidaya yang diterbitkan ditjen perikanan budidaya, hanya provinsi sulawesi selatan dan jawa timur yang melakukan pembudidayan komoditas rajungan ini pada media tambak.
7.Rebon
Udang rebon adalah salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat dua ban. Warna tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan umumnya berukuran 20 – 25 cm; [PIPP]. Budidaya udang rebon terletak di provinsi Jawa timur, jawa tengah dan Aceh.
8.Udang Windu
Ikan Patin termasuk ikan yang beraktifitas pada malam hari atau nocturnal. Ia termasuk ikan ikan dasar . Secara fisik memang dari bentuk mulut yang lebar persis seperti ikan demersal lain seperti lele dan ikan gabus. Malam hari ia akan keluar dari lubangnya dan mencari makanan renik yang terdiri dari cacing, serangga, udang sungai, jeni – jenis siput dan biji – bijian juga. Dari sifat makannya ikan ini juga tergolong ikan yang sangat rakus karena jumlah makannya yang besar.
Ikan patin baru saja berhasil dibudidayakan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga masih cukup baru di kalangan para konsumen ikan tawar. Namun sekarang jumlah permintaan di pasar sebagai konsumsi dan di kolam pancing sebagai ikan pancingan juga semakin meningkat. Ikan yang dibudi dayakan di kolam pembiakan dapat diberi makanan pengganti seperti pelet . untuk para pemancing yang berburu ikan patin diwajibkan menggunakan senar yang cukup besar, karena tarikan dan tenaga dari ikan ini cukup kuat hampir menyamai tarikan ikan dasar lain seperti ikan lele dan ikan gabus.
5.Ikan Gurami
Ikan gurami adalah salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dan memiliki banyak penggemar. Oleh karena itu nilai ekonomis ikan gurami juga sangat tinggi. Ikan ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Keungulan ikan gurami antara lain mudah dipelihara, dapat berkembang biak secara alami, dapat hidup di air tenang, serta harganya relatif mahal. Ikan ini memiliki organ pernapasan tambahan sehingga bisa mengambil oksigen dari luar air tetapi sangat peka terhadap terhadap suhu rendah sehingga budidaya ikan gurami akan lebih produktif jika dilakukan di dataran rendah.
6.Ikan Mujair
Nama latin ikan mujair ialah Oreochromis mossambicus. Ikan mujair adalah ikan air tawar yang berasal dari Afrika Selatan dan pertama kali ditemukan di Indonesia oleh Pak Mujair.
Ikan mujair berkerabat dekat dengan saudara mereka yang lebih populer, ikan nila. Bersama ikan manfish/angelfish, ikan discus, ikan lohan dan ikan oscar, ikan mujair dan ikan nila tergabung dalam keluarga Cichlid.
Ikan mujair hidup secara berkelompok. Tempat hidup ideal untuk ikan mujair adalah di perairan tenang seperti bendungan, sungai dan danau air tawar. Meskipun ikan mujair dapat dipelihara di dalam akuarium, mereka tidak akan tumbuh secepat ikan mujair yang dibesarkan di kolam atau alam terbuka. Di beberapa daerah, bibit ikan mujair ditebarkan di sawah pada musim tanam. Bibit ikan mujair akan tumbuh hingga ukuran konsumsi (12-15 cm) bersamaan saat padi siap panen.
Ikan mujair adalah omnivora yang aktif mencari makan saat hari terang (diurnal). Saat malam, ikan mujair akan berdiam diri di dasar air untuk beristirahat
7.Ikan Bawal
Bentuk tubuh ikan bawal yaitu berbentuk pipih, dengan perbandingan tinggi dan lebar tubuh 4 : 1, bentuk tubuh seperti bawal menandakan bahwa pergerakan ikan bawal tidak se lincah ikan lain, melainkan cukup lambat seperti ikan gurami. Sisik ikan bawal kecil-kecil,
8.Ikan sepat
Sepat adalah nama segolongan ikan air tawar yang termasuk ke dalam marga Trichogaster, anggota suku gurami (Osphronemidae). Di Indonesia, ikan ini lebih dikenal sebagai ikan konsumsi, meskipun beberapa jenisnya diperdagangkan sebagai ikan hias.
Ikan yang bertubuh pipih jorong, dengan moncong runcing dan mulut kecil. Sisik kecil-kecil, bersusun miring, dalam aneka ukuran. Gurat sisi sempurna, bentuk tabung yang kadang-kadang agak lengkung. Sirip punggung (dorsal) terletak jauh ke belakang, namun berakhir agak jauh di depan sirip ekor. Sirip perut (ventral) berubah bentuk; sepasang jari-jari lunak yang pertama berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk panjang sepanjang badan, ditambah dengan sepasang duri pendek dan beberapa pasang jumbai pendek yang tak seberapa terlihat. Sirip dubur (anal) memanjang mulai dari di bawah dada hingga pangkal ekor. Sirip dada (pectoral) kurang lebih meruncing, sementara sirip ekor sedikit membagi.
9Ikan Tawes
Ikan ini memiliki ciri-ciri , badan memanjang, pipih kesamping (kopressed), bentuk punggung merupakan busur, tinggi badan 1 : 2,4 - 2,6 kali panjang standar. Mocong runcing, mulut terletak di ujung terminal (tengah) kecil dan mempunyai dua pasang sungut yang sangat kecil.
Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk yang kesepuluh sirip punggung berbentuk seperti jari-jari. Sirip dubur bercagak, permulaan sirip ini berhadapan dengan sisik line lateralis ke-19, sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat, sisik garis rusuk (line lateralis) berjumlah 29-31.
Sisik berwana putih keperak-perakan, di bagian punggungya warna lebih gelap sedangkan dibagian perut berwarna lebih putih , dasar sisik kelabu sampai gelap.
Minimal ada 4 jenis ikan tawes yang pernah ditemukan diperairan, meskipun masih ada beberapa diantaranya yang sulit ditemukan karena populasinya tidak begitu banyak, selain jarang masyarakat yang membudidayakanya, kehadiranya atau keberadaanya sering di abaikan. Namun ada juga jenis-jenis yang sudah sangat umum dan banyak ditemukan diperairan karena juga sudah bisa dibudidayakan oleh masyarakat.
10.Ikan Gabus
Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat pemakan segala yang predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok.
Ciri-ciri ikan gabus :
Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh --dari kepala hingga ke ekor-- berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
b. Ikan air payau
jenis ikan air payau yang bisa di kembangkan dengan deskripsi karakteristik adalah sebagai berikut :
1.Bandeng
Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak. Namun saat ini perkembangan bandeng masih lebih baik pada budidaya tambak. Hal ini wajar karena memang bandeng awalnya sangat baik dibudidayakan di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama inggrisnya milk fish ini banyak ditemui hasil pembudidayaannya di pulau jawa utamanya jawa barat, jawa tengah dan jawa timur. Selain di pulau jawa, bandeng juga menjadi komoditas unggulan pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Sementara di pulau sumatera, produksi bandeng tertinggi ada di provinsi aceh dan lampung.
2. Belanak
Tidak banyak yang mengenal ikan belanak. Padahal ikan ini sudah dapat dibudidayakan. Persebaran perikanan budidaya jenis ikan ini memang belum banyak. Budidaya ikan belanak hanya dapat di temui di pulau jawa dan sebagian pulau kalimantan.
3.Kakap
Sama halnya dengan ikan bandeng di atas, ikan kakap juga dapat dibudidaya di dua subsektor yaitu laut dan air payau. Ikan kakap yang biasa dibudidayakan ada 2 jenis, yaitu kakap putih dan kakap merah. Persebaran budidaya ikan kakap di Indonesia juga tidak sepesat ikan bandeng. Sentra budidaya ikan kakap terdapat pada provinsi jawa barat, kalimantan timur dan jawa timur. Ikan yang dikenal dalam bahasa inggris sebagai Asian Seabass ini produksi tertingginya pada tahun 2009 terdapat pada provinsi Kalimantan timur.
4. Kepiting
Kepiting sudah dapat dibudidayakan walaupun perkembangan budidayanya belum begitu pesat karena memang komoditas jenis ini masih belum dikenal luas sebagai salah satu komoditas budidaya air payau. Padahal pasar kepiting masih sangat luas dan nilai jualnya sangat tinggi. Apalagi kepiting merupakan salah satu makanan favorit pada restoran-restoran seafood. Sentra budidaya kepiting terdapat di provinsi jawa timur, kalimantan timur dan sulawesi selatan.
5. Kerapu
Kerapu yang dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan nama grouper ini, juga merupakan ikan yang dapat dibudidayakan di perairan laut maupun perairan payau. Hanya saja memang habitat aslinya adalah di perairan laut karena itu perkembangan budidaya kerapu di perairan payau masih sedikit namun sudah mulai dikembangkan. Budidaya ikan kerapu dapat ditemui di provinsi Aceh dan jawa timur.
6. Rajungan
Rajungan berbeda dengan kepiting. Jika kepiting dapat hidup di dua alam maka rajungan hanya hidup di satu alam. Rajungan hanya dapat hidup di perairan laut dan tidak dapat hidup di perairan tawar. Rajungan juga tidak dapat hidup pada kondisi yang tidak memiliki air. Secara morfologi rajungan memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dengan warna yang menarik pada karapasnya. Budidaya rajungan memang masih sangat sedikit, berdasarkan laporan data statistik perikanan budidaya yang diterbitkan ditjen perikanan budidaya, hanya provinsi sulawesi selatan dan jawa timur yang melakukan pembudidayan komoditas rajungan ini pada media tambak.
7.Rebon
Udang rebon adalah salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat dua ban. Warna tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan umumnya berukuran 20 – 25 cm; [PIPP]. Budidaya udang rebon terletak di provinsi Jawa timur, jawa tengah dan Aceh.
8.Udang Windu
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Windu adalah jenis udang yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Udang windu memiliki nama ilmiah Penaeus monodon. Walaupun sempat ambruk akibata serangan hama penyakit. Udang windu perlahan bangkit dan saat ini mulai berkembang sangat baik di berbagai daerah di Indonesia. Budidaya udang windu terdapat hampir di semua wilayah Indonesia. Sentra budidaya udang windu sendiri terletak di provinsi Sumatera selatan, jawa barat dan sulawesi selatan.
9.Sidat
Sidat, bentuknya menyerupai ikan belut. Ikan sidat termasuk komoditas yang memiliki nilai ekonomis di pasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri. Perkembangannya memang belum begitu baik namun dengan potensi pasarnya yang masih terbuka tentu budidaya ikan sidat masih sangat menjanjikan. Pembudidayaan ikan sidat air payau terdapat di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
10. Udang putih
Udang putih sudah lama dapat dibudidayakan. Terkadang sebagian orang menyamakannya dengan udang vannamei. Padahal kedua jenis udang ini berbeda. Udang putih memiliki nama ilmiah Penaeus merguiensis ini, banyak dikembangkan sebagai komoditas budidaya di daerah Indonesia. Sentra pengembangan budidaya udang putih terdapat di provinsi Jawa barat, kalimantan timur, sumatera utara, jawa tengah dan jawa timur.
C. Ikan Air Laut
Budidaya pembesaran ikan air payau yang biasa dikembang adalah ikan berikut deskripsi karakteristik ikan konsumsi air payau.
1.Ikan Kerapu
kerapu ini ketika masih berukuran kecil merupakan ikan hias dengan nama Panther fish. Setelah ikan ini menjadi besar, ikan ini menjadi ikan konsumsi yang bergengsi sehingga mahal harganya.
Ciri-Ciri Umum
1. Badan kerapu bebek pipih,
2. dengan bentuk kepala bagian atas cekung,
3. Tubuh agak pucat berwarna coklat kehijauan
4. Terdapat bintik-bintik hitam disekujur tubuhnya
5. Ujung semua sirip berbentuk bundar/busur
6. Pertumbuhan kerapu bebek sangat lambat dibanding dengan jenis kerapu yang lainnya. Kedewasaan pertama terjadi setelah mencapai ukuran 1,5 kg.
7. Ikan ini memiliki sifat protogony hermaphrodite. Perubahan ini terjadi pada ikan berukuran 2,5-3,0 kg.
2.Ikan Kakap
Ikan kakap adalah ikan laut dasaran yang hidup secara berkelompok di dasar-dasar karang atau terumbu karang. Mempunya ciri tubuh yang bulat pipih dengan sirip memanjang sepanjang punggung. Jenis ikan kakap yang banyak ditemui di Indonesia adalah jenis Kakap merah (L. campechanus) beberapa jenis yang lain yang juga banyak di temui adalah Kakap kuning, Kakap hitam dan lain-lain.
Ciri-ciri ikan kakap :
mempunyai badan memanjang,gopeng dan batang sirip ekor lebar,mata berwarna merah cemerlang,mulut lebar sedikit serong dengan geligi halus.Badan atas penutup insang terdapat lubang kuping begerigi,sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7-8 serta memiliki bentuk sirip ekor bulat.
3.Ikan Lepu
Lepu adalah sekelompok spesies ikan laut yang beracun yang tergabung dalam genus Pterois, Parapterois, Brachypterois, Ebosia atau Dendrochirus dari keluarga Scorpaenidae. Lepu merupakan spesies predator. Ketika berburu, mereka akan menyudutkan buruannya dengan sirip besarnya dan dengan refleks cepatnya mereka menekan buruannya sekaligus. Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan memiliki warna merah, coklat, oranye, kuning, hitam atau putih berselang-seling. Kelompok ikan ini diklasifikasikan sebagai sebuah subfamili (Pteroinae) atau sebuah suku di bawah Scorpaeninae (Pteroini).
Habitat Lepu berada di bebatuan karang wilayah Indo-Pasifik. Beberapa spesies juga ditemukan di pantai timur Atlantik dari Long Island sampai Florida.
4.Ikan Layur
Layur (Trichiurus lepturus) adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di perairan tropika maupun sedang. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui merupakan populasi yang berbeda.
Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2 m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke dasar perairan.
Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Selain diolah sebagai ikan asin, layur juga menjadi umpan pancing. Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.
5.Ikan Baronang
Baronang (Siganus Sp.)adalah ikan laut yang termasuk famili Siginidae. Ikan beronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di Indo-Pasifik dan timur Mediterania. ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish hal ini karena pemakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) yang rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut.
Ciri-ciri : Ikan baronang termasuk herbivora , panjang tubuh ikan baronang dewasa mencapai 20-45 cm, tubuhnya membujur dan memipih lateral, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya. Racun hewan ini tidak mematikan hidup manusia dewasa, tapi dapat menyebabkan sakit parah. meskipun duri ikan baronang beracun tetapi daging hewan ini aman untuk dikonsumsi.
6.Ikan Layang
Windu adalah jenis udang yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Udang windu memiliki nama ilmiah Penaeus monodon. Walaupun sempat ambruk akibata serangan hama penyakit. Udang windu perlahan bangkit dan saat ini mulai berkembang sangat baik di berbagai daerah di Indonesia. Budidaya udang windu terdapat hampir di semua wilayah Indonesia. Sentra budidaya udang windu sendiri terletak di provinsi Sumatera selatan, jawa barat dan sulawesi selatan.
9.Sidat
Sidat, bentuknya menyerupai ikan belut. Ikan sidat termasuk komoditas yang memiliki nilai ekonomis di pasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri. Perkembangannya memang belum begitu baik namun dengan potensi pasarnya yang masih terbuka tentu budidaya ikan sidat masih sangat menjanjikan. Pembudidayaan ikan sidat air payau terdapat di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
10. Udang putih
Udang putih sudah lama dapat dibudidayakan. Terkadang sebagian orang menyamakannya dengan udang vannamei. Padahal kedua jenis udang ini berbeda. Udang putih memiliki nama ilmiah Penaeus merguiensis ini, banyak dikembangkan sebagai komoditas budidaya di daerah Indonesia. Sentra pengembangan budidaya udang putih terdapat di provinsi Jawa barat, kalimantan timur, sumatera utara, jawa tengah dan jawa timur.
C. Ikan Air Laut
Budidaya pembesaran ikan air payau yang biasa dikembang adalah ikan berikut deskripsi karakteristik ikan konsumsi air payau.
1.Ikan Kerapu
kerapu ini ketika masih berukuran kecil merupakan ikan hias dengan nama Panther fish. Setelah ikan ini menjadi besar, ikan ini menjadi ikan konsumsi yang bergengsi sehingga mahal harganya.
Ciri-Ciri Umum
1. Badan kerapu bebek pipih,
2. dengan bentuk kepala bagian atas cekung,
3. Tubuh agak pucat berwarna coklat kehijauan
4. Terdapat bintik-bintik hitam disekujur tubuhnya
5. Ujung semua sirip berbentuk bundar/busur
6. Pertumbuhan kerapu bebek sangat lambat dibanding dengan jenis kerapu yang lainnya. Kedewasaan pertama terjadi setelah mencapai ukuran 1,5 kg.
7. Ikan ini memiliki sifat protogony hermaphrodite. Perubahan ini terjadi pada ikan berukuran 2,5-3,0 kg.
2.Ikan Kakap
Ikan kakap adalah ikan laut dasaran yang hidup secara berkelompok di dasar-dasar karang atau terumbu karang. Mempunya ciri tubuh yang bulat pipih dengan sirip memanjang sepanjang punggung. Jenis ikan kakap yang banyak ditemui di Indonesia adalah jenis Kakap merah (L. campechanus) beberapa jenis yang lain yang juga banyak di temui adalah Kakap kuning, Kakap hitam dan lain-lain.
Ciri-ciri ikan kakap :
mempunyai badan memanjang,gopeng dan batang sirip ekor lebar,mata berwarna merah cemerlang,mulut lebar sedikit serong dengan geligi halus.Badan atas penutup insang terdapat lubang kuping begerigi,sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7-8 serta memiliki bentuk sirip ekor bulat.
3.Ikan Lepu
Lepu adalah sekelompok spesies ikan laut yang beracun yang tergabung dalam genus Pterois, Parapterois, Brachypterois, Ebosia atau Dendrochirus dari keluarga Scorpaenidae. Lepu merupakan spesies predator. Ketika berburu, mereka akan menyudutkan buruannya dengan sirip besarnya dan dengan refleks cepatnya mereka menekan buruannya sekaligus. Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan memiliki warna merah, coklat, oranye, kuning, hitam atau putih berselang-seling. Kelompok ikan ini diklasifikasikan sebagai sebuah subfamili (Pteroinae) atau sebuah suku di bawah Scorpaeninae (Pteroini).
Habitat Lepu berada di bebatuan karang wilayah Indo-Pasifik. Beberapa spesies juga ditemukan di pantai timur Atlantik dari Long Island sampai Florida.
4.Ikan Layur
Layur (Trichiurus lepturus) adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di perairan tropika maupun sedang. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui merupakan populasi yang berbeda.
Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2 m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke dasar perairan.
Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Selain diolah sebagai ikan asin, layur juga menjadi umpan pancing. Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.
5.Ikan Baronang
Baronang (Siganus Sp.)adalah ikan laut yang termasuk famili Siginidae. Ikan beronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di Indo-Pasifik dan timur Mediterania. ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish hal ini karena pemakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) yang rapi seperti dipangkas mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para pemancing di laut.
Ciri-ciri : Ikan baronang termasuk herbivora , panjang tubuh ikan baronang dewasa mencapai 20-45 cm, tubuhnya membujur dan memipih lateral, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya. Racun hewan ini tidak mematikan hidup manusia dewasa, tapi dapat menyebabkan sakit parah. meskipun duri ikan baronang beracun tetapi daging hewan ini aman untuk dikonsumsi.
6.Ikan Layang
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk marga Decapterus, suku Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga sedang ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah sebagai ikan pindang, ikan asin, dan lain-lain.
Ciri-ciri ikan layang
1. fisiknya Cerutu (cigar shape/slim/fusiform)
fisiknya badannya seperti cerutu, langsing/ramping dan meruncing pada kedua ujungnya.(shape like cigar, slim, tapered at both ends)
2. Pipih Tegak (flat upright)
Pada fisiknya ini tinggi ikan lebih besar dari lebar ikan atau pipih tegak,. Compressed. (on this shape high fish larger than the width of fish or flat upright/compressed)
3 Pipih Melebar (widened flat)
Pada fisiknya ini tinggi ikan lebih kecil dari lebar, depressed (on this shapes high fish smaller than the width,depressed)
4 Lancip Memanjang/Bulat Panjang (elliptic)
Pada fisiknya ini potongan daging ikan bulat panjang, meruncing pada kedua ujungnya.
5Pipih Memanjang (long flat)
Pada fisiknya ini badan ikan pipih tegak dan panjang.
7. Ikan Lemadang
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) adalah jenis ikan yang hidup di perairan Indonesia dan menjadi salah satu komoditi dari perairan Indonesia. Lemadang ini merupakan ikan berukuran cukup besar dengan ukuran saat masih muda sekitar 30 cm dan saat dewasa mencapai 200 cm.
8.Ikan Selar kuning
Selar kuning Selaroides leptolepis, atau sering disebut (ikan) selar saja, adalah sejenis ikan laut dari suku Carangidae, dan satu-satunya anggota dari marga Selaroides. Terutama menyebar di wilayah pesisir dan laut-laut dangkal di kawasan perairan Indo-Pasifik Barat, selar kuning merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan lokal.
Dalam bahasa Inggris, ikan bertubuh kecil (biasanya < 15 cm) ini dikenal dengan pelbagai nama seperti yellowstripe scad, yellowstripe trevally, yellow-banded trevally, smooth-tailed trevally, slender-scaled trevally dan juga slender trevally.
Sirip punggung bagian depan dengan VIII jari-jari keras (duri); dan sirip punggung kedua dengan I duri dan 21-23 jari-jari lunak. Sisik-sisik pada gurat sisi menonjol, berderet melengkung di bagian depan dan lurus mendatar di bagian belakang tubuh; bagian datar dengan 13-25 sisik kecil-kecil diikuti oleh 24-29 sisik besar; kelokan dari bagian lengkung ke datar terletak kurang-lebih di bawah jari-jari lunak ke-10 hingga ke-12 sirip punggung kedua. Ikan ini memiliki 24 ruas tulang belakang.
9.Ikan Belanak
Belanak (Valamugil seheli; familia Mugilidae) adalah sejenis ikan laut tropis dan subtropis yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blue-spot mullet atau blue-tail mullet.
Ciri-Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur (kriswantoro dan Sunyoto, 1986). Ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali.
10.Ikan Makerel
Makerel atau makarel (dari bahasa Inggris, mackerel) adalah sebutan bagi sekelompok ikan laut yang terdiri dari beberapa marga anggota famili Scombridae. Dalam peristilahan bahasa Inggris, sebutan mackerel juga mencakup kelompok ikan tenggiri dan kembung.
Makerel adalah ikan pelagis, umumnya hidup jauh di laut lepas, meski beberapa jenisnya juga bisa didapati di perairan teluk yang tak jauh dari pantai. Jenis-jenis ikan ini tersebar di pelbagai lautan tropis dan ugahari. Sebagian jenisnya mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter. Beberapa spesies makerel yang lebih besar, seperti makerel sirip biru (bluefin mackerel), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.
Makerel adalah ikan yang memiliki nilai komersial sedang. Ikan ini cocok digunakan sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Sebagaimana sarden, makerel juga sering dikalengkan.
2. Sarana Produksi dan Teknik Budidaya (pembesaran) Ikan Konsumsi
a.Sarana Produksi Budidaya (pembaran) Ikan Konsumsi.
Keberhasilan budidaya sangat didukung dengan tersedianya sarana produksi yang memadai.Sebelum memulai budidaya perlu mengetahui sarana produksi apa yang dibutuhkan.Saran produksi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya yang dijalankan .Saran produksi meliputi bahan & alat.
Bahan :
1. Benih
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.
Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk.
Layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk marga Decapterus, suku Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga sedang ini merupakan ikan konsumsi yang cukup penting, dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah sebagai ikan pindang, ikan asin, dan lain-lain.
Ciri-ciri ikan layang
1. fisiknya Cerutu (cigar shape/slim/fusiform)
fisiknya badannya seperti cerutu, langsing/ramping dan meruncing pada kedua ujungnya.(shape like cigar, slim, tapered at both ends)
2. Pipih Tegak (flat upright)
Pada fisiknya ini tinggi ikan lebih besar dari lebar ikan atau pipih tegak,. Compressed. (on this shape high fish larger than the width of fish or flat upright/compressed)
3 Pipih Melebar (widened flat)
Pada fisiknya ini tinggi ikan lebih kecil dari lebar, depressed (on this shapes high fish smaller than the width,depressed)
4 Lancip Memanjang/Bulat Panjang (elliptic)
Pada fisiknya ini potongan daging ikan bulat panjang, meruncing pada kedua ujungnya.
5Pipih Memanjang (long flat)
Pada fisiknya ini badan ikan pipih tegak dan panjang.
7. Ikan Lemadang
Ikan lemadang (Coryphaena hippurus) adalah jenis ikan yang hidup di perairan Indonesia dan menjadi salah satu komoditi dari perairan Indonesia. Lemadang ini merupakan ikan berukuran cukup besar dengan ukuran saat masih muda sekitar 30 cm dan saat dewasa mencapai 200 cm.
8.Ikan Selar kuning
Selar kuning Selaroides leptolepis, atau sering disebut (ikan) selar saja, adalah sejenis ikan laut dari suku Carangidae, dan satu-satunya anggota dari marga Selaroides. Terutama menyebar di wilayah pesisir dan laut-laut dangkal di kawasan perairan Indo-Pasifik Barat, selar kuning merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan lokal.
Dalam bahasa Inggris, ikan bertubuh kecil (biasanya < 15 cm) ini dikenal dengan pelbagai nama seperti yellowstripe scad, yellowstripe trevally, yellow-banded trevally, smooth-tailed trevally, slender-scaled trevally dan juga slender trevally.
Sirip punggung bagian depan dengan VIII jari-jari keras (duri); dan sirip punggung kedua dengan I duri dan 21-23 jari-jari lunak. Sisik-sisik pada gurat sisi menonjol, berderet melengkung di bagian depan dan lurus mendatar di bagian belakang tubuh; bagian datar dengan 13-25 sisik kecil-kecil diikuti oleh 24-29 sisik besar; kelokan dari bagian lengkung ke datar terletak kurang-lebih di bawah jari-jari lunak ke-10 hingga ke-12 sirip punggung kedua. Ikan ini memiliki 24 ruas tulang belakang.
9.Ikan Belanak
Belanak (Valamugil seheli; familia Mugilidae) adalah sejenis ikan laut tropis dan subtropis yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blue-spot mullet atau blue-tail mullet.
Ciri-Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur (kriswantoro dan Sunyoto, 1986). Ciri lain dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali.
10.Ikan Makerel
Makerel atau makarel (dari bahasa Inggris, mackerel) adalah sebutan bagi sekelompok ikan laut yang terdiri dari beberapa marga anggota famili Scombridae. Dalam peristilahan bahasa Inggris, sebutan mackerel juga mencakup kelompok ikan tenggiri dan kembung.
Makerel adalah ikan pelagis, umumnya hidup jauh di laut lepas, meski beberapa jenisnya juga bisa didapati di perairan teluk yang tak jauh dari pantai. Jenis-jenis ikan ini tersebar di pelbagai lautan tropis dan ugahari. Sebagian jenisnya mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter. Beberapa spesies makerel yang lebih besar, seperti makerel sirip biru (bluefin mackerel), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.
Makerel adalah ikan yang memiliki nilai komersial sedang. Ikan ini cocok digunakan sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Sebagaimana sarden, makerel juga sering dikalengkan.
2. Sarana Produksi dan Teknik Budidaya (pembesaran) Ikan Konsumsi
a.Sarana Produksi Budidaya (pembaran) Ikan Konsumsi.
Keberhasilan budidaya sangat didukung dengan tersedianya sarana produksi yang memadai.Sebelum memulai budidaya perlu mengetahui sarana produksi apa yang dibutuhkan.Saran produksi yang baik akan menentukan keberhasilan budidaya yang dijalankan .Saran produksi meliputi bahan & alat.
Bahan :
1. Benih
Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan.
Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi pakan selama beberapa hari.
Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.
Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir.
Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan.
2. Pakan
(a) .Pakan buatan (b).Alami
Meski demikian ia biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan.
Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi.
Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing
tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam.
Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya.
Menurut pengalaman dan penelitian bertahun – tahun, ditemukanlan bahan – bahan aktif yang dapat ditambahkan untuk membuat warna koi lebih cemerlang. Koi yang dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih cemerlang dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan loi tersebut banyak menyantap ganggang yang memang tumbuh di Lumpur. Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan lebih cemerlang beri makan “krill”, paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah dicampurkan dengan pellet atau roti.
3.Pupuk
(a).Pupuk alami (b). Pupuk buatan
Pupuk diperlukan untuk pemupukan tanah dasar kolam yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam,memperbaiki struktur tanah dan menumbuhkan fitoplankton serta zooplankton sebagai pakan alami.
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
4.Air
Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan koi secara optimum adalah sebagai berikut:
suhu air berkisar 24-26oC,
pH 7,2-7,4 (agak basa),
oksigen minimal 3-5 ppm,
CO2 max 10 ppm,
nitrit max 0,2.
Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 5oC.
5.Kapur
Tujuan Pengapuran pada kolam budidaya ikan
1. Untuk menaikan pH tanah
2. Mempercepat dekomposisi sisa bahan organik menjadi nutrien
3. memberantas hama penyakit ikan
4. Mengikat Zarah lumpur yang melayang-layang dalam air sehingga air bisa menjadi jernih
5. Mengikat kelebihan CO2 yang dihasilkan proses respirasi /pernapasan ikan maupun jasad renik dan penguraian limbah organik.
6.Obat obatan
Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).
Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia.Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.
Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.
Alat :
1.Penggaris
2.Serokan dan lambit
3.Alat sortir
4.Timbangan
5.Tudung saji
b.Teknik budidaya pembesaran ikan konsumsi
` Pembesaran ikan konsumsi merupakan proses budidaya yang bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi.Budidaya pembesaran ikan merupakansalah satu segmen usaha yang banyak dilakukan para pembudidaya ikan.Pembesaran ikan relatif lebih mudah karena keterampilan yang dibutuhkan sangat sederhana dibandingkan melakukan pembenihan.Teknik yang perlu diperhatikan adalah memilih wadah budidaya,memilih benih,pdat penebaran,pola pemberian pakan,pencegahan hama & penyakit ikan,pengontrolan pertumbuhan(sampling,grading dan sortasi),pengelolaan kuliatas air yang tepat serta,panen dan pasca panen.
1.Wadah budidaya
Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudiyakan dan lokasi budidaya.Wadah budidaya bisa berupa kolam,bak atau jaring apung/keramba jaring apung/tancap.Lakukanpersiapan wadah budidaya dengan carapengeringan,pemupukan pengecekan saluran air,pemeriksaan kwalitas air & sanitasi.
2.Pemilihan benih
a. Kesehatan (Amati Fisik dan Gerakannya)
b. Ukurannya Seragam
c. Riwayat Induk/Keturunan.
d. Riwayat Penyakit
3. Penebaran benih
ada pagi atau sore hari, watu tersebut dipilih untuk menghindari terik matahari jika diteber di siang hari suhu air kolam agak panas sehingga benih akan stres dengan air kolam baru keadanan ini memungkinkan bibit akan mati.
Kepadatan penebaran bibit yang aman bagi prtumbuhan bibit adalah 200 - 300 ekor/meter, Sebagai contoh untuk kolam seluas 10 meter dapat ditebarkan benih sebanyak 2000 - 3000 ekor. Penebaran yang terlalu tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dan ketahanan lele terhadap serangan penyakit.
4.Pola pemeberian pakan
Pakan menentukan keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi.Berdasarkan jenis pakan yang digunakan,proses pembesar dikelompokkan menjadi 3,yaitu :
a. Pembesaran ikan secara ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya mengandalkan pakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya.Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan akan sangat menentukan tumbuhnya pakan alami.Pembesaran dapat dilakukan pada kolam tergenang dan di sawah.
b. Pembesaran ikan secara semiintensif yaitu pembesaran ikan yang lebih mengutamakan pakan alami yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak lengkap dari kandungan gizinya seperti dedak.Pembesaran dilakukan di kolam air tenang.
c.Pembesaran ikan secara intensif yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaannya mengandalkan pakan buatan.
5. Pencegahan hama & penyakit
Ikan yang dipelihara tidak akan lepas dari gangguan atau serangan hama dan penyakit,serangan hama dan penyakit ikan bisa datang dan menyerang ikan secara tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya, hama dan penyakit tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup
gurame dari stadia telur, larva, benih sampaj gurame dewasa. Seranan hama dan penyakit
ini dapat menyebabkan produksi ikan menurun dan dapat menimbulkan kematian secara
masal sehingga gagal panen, oleh karena itu penanganan hama dan penyakit pada
gurame merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan
adalah upanya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan sedangkan pengobatan
merupakan upanya untuk mengobati ikan-ikan yang terserang hama dan penyakit agar
sehat kembali.
Pencegahan hama dan penyakit ikan merupakan cara yang efektif dibandingkan dengan
pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan
orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang menyerang ikan merupakan suatu proses
hubungan antara tiga faktor yaitu lingkungan, ikan dan jasad penyakit. Ikan yang terserang
jasad penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan dan
organisme penyebab penyakit, misalnya lingkungan yang tidak sesuai adalah perubahan
suhu yang mendadak yang dapat menyebabkan ikan stres sehingga ikan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. selain faktor tersebut hama dan penyakit umumnya
menyerang setelah ikan mengalami gangguan fisik, kurang gizi akibat mutu pakan yang
jelek, menurunnya kualitas air kolam, sanitasi lingkungan yang buruk serta pengetahuan dan
kemampuan petani ikan yang masih terbatas soal hama dan penyakit ikan.
6.Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air merupakan cara mengendalian kondisi lingkungan air dalam kolam budidaya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan.Agar ikan dapat tumbuh dengan optimal maka kondisi lingkungan kolam pembesaran harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan.Variabel kualitas air yang sangat berpengaruh,antara lain suhu,kadar oksigen teralut,kadar co2,volume air,dan kekeruhan air.
7.Pengontrolan pertumbuhan (sampling,grading dan sortasi)
Pengontrolan dilakukan untuk mengecek budidaya pembesaran agar dapat tumbuh dengan baik.Pertumbuhan ikan sesuai dengan umurnya.Pengontolan dilakukan dengan sampling ikan dari kolam pada umur tertentu kemudian diamati dan dianalisa sesuai pertembuhannya .
Grading dilakukan untuk mengklasifikasikan ikan berdasarkan ukuran agar iakan yang cendurung kerdil tidak dimangsa yang besar dan ikan yang besar tidak memangsa ikan yang lebih kecil.Sortasi adalah cara kesehatan.Ikan yang sakit perlu dipisahkan agar tidak menularkan penyakit pada ikan lainnya.Lakukan pengamatan dan pengontrolan dengan baik dan seksama sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk keberhasilan budidaya.
8.Panen dan pasca panen
Ikan tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan memisah-misahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini, yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam semen sambil menunggu harga pasar yang baik.
Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan.
3.Tahapan Budidaya (pembesaran)Ikan Konsumsi
Maka saatnya untuk melakukan budidaya ikan konsumsi.Pilihan ikan lele merupakan contoh yang paling mudah untuk dibudidayakan di kolam,bak terpal/plastik dengan tempat terbats.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
a.Perencanaan
1.Menentukan jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan.
2.Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan konsumsi.
3.Menentukan jadwal kegiatan budidaya.
4.Menyiapkan kebutuhan sarana alat dan bahan
5.Menentukan tugas individu.
b.Menyiapkan sarana produksi
bahan : 1.benih ikan lele
2.pakan buatan
3.pakan alami
4.obat alami
5.obat buatan
6.vitamin
Alat : 1.timbangan dan penggaris
2.alat sortir/baskom grading
3.seser/saringan/anco
c.Proses Budidaya Pembesaran Ikan Konsumsi
Siapkan kolam untuk ikan lele.
Siapakan lahan yang cukup sebaiknya agak jauh dari lingkungan masyarakat karena biasanya kolam lele sedikit menimbulkan bau yang tidak sedap. Setelah mempersiapkan lahan kemudian keruk sedalam kira-kira 80 cm . Masukan terpal pastikan posisinya sama dengan kerukan.contoh lihat gambar.
Selain itu kolam harus di bersihkan dari berbagai penyakit biasanya di lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur Dolomit hal ini bertujuan untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan berbagai bibit-bibit penyakit.
Setelah semuanya selesai tinggal ke langkah selanjutnya yaitu memasukan air ke kolam. Memasukan air ke dalam kolam sebaiknya di lakukan bertahap mula-mula masukan air setinggi kira-kira 30 cm dan biarkan selama 3 sampai 4 hari hal ini bertujuan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan lele.
· Kondisi air
sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah terlebih dahulu dikondisikan. Air hujan perlu dikondisikan, terutama pH-nya, air hujan rata-rata memiliki pH asam sehingga perlu dikondisikan dulu agar pH tidak terlalu asam.
· Penebaran benih
Proses ini dilakukan 4-5 hari (beberapa peternak sampai 10-12 hari) setelah pemupukan.
Kondisi benih yang akan ditaburkan harus dalam kondisi sehat, tidak cacat, dan berukuran relatif sama besar atau panjang (ukurannya seragam)
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat suhu rendah, yaitu pada pagi atau sore hari menjelang malam
Bila benih berasal dari tempat yang jauh dari kolam pemeliharaan, lakukan penyesuaian atau aklimatisasi agar ikan lele tidak stress dengan cara, kantong plastik atau wadah tempat benih atau bibit dibiarkan terapung dulu di permukaan kolam selama 10-15 menit
Selanjutnya kantong plastik dibuka, dan ditambah air kolam sedikit demi sedikit sampai diperkirakan kondisi air sama dengan air kolam. Selanjutnya biarkan bibit atau benih keluar dengan sendirinya dan masuk ke dalam kolam
· Pemelihaaran
Pemberian makanan tambahan dilakukan 3 hari setelah penebaran
Untuk minggu ke-1 sampai ke-2, pakan yang diberikan berupa pakan buatan, yaitu pelet. Pelet ini dapat dibeli atau membuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, sehingga anda dapat menekan biaya operasional. Mengenai pembuatan pelet lele dengan cara HCS dibahas di bagian selanjutnya dari tulisan ini
Pakan diberikan 3 kali per hari, pagi, sore, dan malam hari. Bahkan menurut para ahli, pemberian pakan dapat dilakukan secara ad libitum, yaitu jumlahnya tidak dibatasi sampai lele yang dipelihara kenyang
Pada minggu berikutnya dapat pula ditambahkan pakan alternatif, misalnya berupa daging bekicot, keong mas atau limbah dari pemotongan hewan
· Panen
Meskipun pemanenan adalah hal sepele, tetapi dalam budi daya lele organic, pemanenan harus dilakukan dengan teknik khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi lele ketika dipanen. Perlu dicatat bahwa lele yang siap panen pada dasarnya lele yang masih sangat muda, tetapi berukuran besar. Hal ini berbeda dengan teknik budi daya lele konvensional pada umumnya (yang membutuhkan waktu 3 bulan) dimana lele yang dipanen berusia tua. Dalam panen usia muda ini, lele harus diperlakukan dengan hati-hati. Jika kurang hati-hati dalam teknin pemanenan ini, maka lele muda tersebut akan pucat dan mati ketika berada dipasar. Oleh karena itu, lele harus diperlakukan dengan teknik panen budidaya lele organik.
Cara memaneh lele organic adalah:
Ketika memanen, upayakan tidak mengurangi air kolam. Sehingga pemanen cukup langsung masuk ke dalam kolam dan menggunakan jaring untuk menangkap ikan.
Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi pakan selama beberapa hari.
Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan.
Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir.
Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan.
2. Pakan
(a) .Pakan buatan (b).Alami
Meski demikian ia biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan.
Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi.
Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing
tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam.
Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya.
Menurut pengalaman dan penelitian bertahun – tahun, ditemukanlan bahan – bahan aktif yang dapat ditambahkan untuk membuat warna koi lebih cemerlang. Koi yang dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih cemerlang dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan loi tersebut banyak menyantap ganggang yang memang tumbuh di Lumpur. Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan lebih cemerlang beri makan “krill”, paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah dicampurkan dengan pellet atau roti.
3.Pupuk
(a).Pupuk alami (b). Pupuk buatan
Pupuk diperlukan untuk pemupukan tanah dasar kolam yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam,memperbaiki struktur tanah dan menumbuhkan fitoplankton serta zooplankton sebagai pakan alami.
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan. Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m 2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari. Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m 2 kolam. Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
4.Air
Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan koi secara optimum adalah sebagai berikut:
suhu air berkisar 24-26oC,
pH 7,2-7,4 (agak basa),
oksigen minimal 3-5 ppm,
CO2 max 10 ppm,
nitrit max 0,2.
Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 5oC.
5.Kapur
Tujuan Pengapuran pada kolam budidaya ikan
1. Untuk menaikan pH tanah
2. Mempercepat dekomposisi sisa bahan organik menjadi nutrien
3. memberantas hama penyakit ikan
4. Mengikat Zarah lumpur yang melayang-layang dalam air sehingga air bisa menjadi jernih
5. Mengikat kelebihan CO2 yang dihasilkan proses respirasi /pernapasan ikan maupun jasad renik dan penguraian limbah organik.
6.Obat obatan
Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional. Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).
Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia.Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.
Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.
Alat :
1.Penggaris
2.Serokan dan lambit
3.Alat sortir
4.Timbangan
5.Tudung saji
b.Teknik budidaya pembesaran ikan konsumsi
` Pembesaran ikan konsumsi merupakan proses budidaya yang bertujuan untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi.Budidaya pembesaran ikan merupakansalah satu segmen usaha yang banyak dilakukan para pembudidaya ikan.Pembesaran ikan relatif lebih mudah karena keterampilan yang dibutuhkan sangat sederhana dibandingkan melakukan pembenihan.Teknik yang perlu diperhatikan adalah memilih wadah budidaya,memilih benih,pdat penebaran,pola pemberian pakan,pencegahan hama & penyakit ikan,pengontrolan pertumbuhan(sampling,grading dan sortasi),pengelolaan kuliatas air yang tepat serta,panen dan pasca panen.
1.Wadah budidaya
Siapkan wadah budidaya sesuai dengan jenis ikan yang akan dibudiyakan dan lokasi budidaya.Wadah budidaya bisa berupa kolam,bak atau jaring apung/keramba jaring apung/tancap.Lakukanpersiapan wadah budidaya dengan carapengeringan,pemupukan pengecekan saluran air,pemeriksaan kwalitas air & sanitasi.
2.Pemilihan benih
a. Kesehatan (Amati Fisik dan Gerakannya)
b. Ukurannya Seragam
c. Riwayat Induk/Keturunan.
d. Riwayat Penyakit
3. Penebaran benih
ada pagi atau sore hari, watu tersebut dipilih untuk menghindari terik matahari jika diteber di siang hari suhu air kolam agak panas sehingga benih akan stres dengan air kolam baru keadanan ini memungkinkan bibit akan mati.
Kepadatan penebaran bibit yang aman bagi prtumbuhan bibit adalah 200 - 300 ekor/meter, Sebagai contoh untuk kolam seluas 10 meter dapat ditebarkan benih sebanyak 2000 - 3000 ekor. Penebaran yang terlalu tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dan ketahanan lele terhadap serangan penyakit.
4.Pola pemeberian pakan
Pakan menentukan keberhasilan budidaya pembesaran ikan konsumsi.Berdasarkan jenis pakan yang digunakan,proses pembesar dikelompokkan menjadi 3,yaitu :
a. Pembesaran ikan secara ekstensif yaitu teknik pembesaran ikan yang hanya mengandalkan pakan alami yang terdapat dalam kolam budidaya.Pada pola pembesaran ini kesuburan perairan akan sangat menentukan tumbuhnya pakan alami.Pembesaran dapat dilakukan pada kolam tergenang dan di sawah.
b. Pembesaran ikan secara semiintensif yaitu pembesaran ikan yang lebih mengutamakan pakan alami yang terdapat pada kolam dan dengan tambahan pakan tambahan yang tidak lengkap dari kandungan gizinya seperti dedak.Pembesaran dilakukan di kolam air tenang.
c.Pembesaran ikan secara intensif yaitu teknik pembesaran ikan yang dalam proses pemeliharaannya mengandalkan pakan buatan.
5. Pencegahan hama & penyakit
Ikan yang dipelihara tidak akan lepas dari gangguan atau serangan hama dan penyakit,serangan hama dan penyakit ikan bisa datang dan menyerang ikan secara tiba-tiba tanpa diketahui sebelumnya, hama dan penyakit tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup
gurame dari stadia telur, larva, benih sampaj gurame dewasa. Seranan hama dan penyakit
ini dapat menyebabkan produksi ikan menurun dan dapat menimbulkan kematian secara
masal sehingga gagal panen, oleh karena itu penanganan hama dan penyakit pada
gurame merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan
adalah upanya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan sedangkan pengobatan
merupakan upanya untuk mengobati ikan-ikan yang terserang hama dan penyakit agar
sehat kembali.
Pencegahan hama dan penyakit ikan merupakan cara yang efektif dibandingkan dengan
pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan
orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang menyerang ikan merupakan suatu proses
hubungan antara tiga faktor yaitu lingkungan, ikan dan jasad penyakit. Ikan yang terserang
jasad penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan dan
organisme penyebab penyakit, misalnya lingkungan yang tidak sesuai adalah perubahan
suhu yang mendadak yang dapat menyebabkan ikan stres sehingga ikan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. selain faktor tersebut hama dan penyakit umumnya
menyerang setelah ikan mengalami gangguan fisik, kurang gizi akibat mutu pakan yang
jelek, menurunnya kualitas air kolam, sanitasi lingkungan yang buruk serta pengetahuan dan
kemampuan petani ikan yang masih terbatas soal hama dan penyakit ikan.
6.Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air merupakan cara mengendalian kondisi lingkungan air dalam kolam budidaya sehingga dapat memenuhi persyaratan hidup ikan.Agar ikan dapat tumbuh dengan optimal maka kondisi lingkungan kolam pembesaran harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan.Variabel kualitas air yang sangat berpengaruh,antara lain suhu,kadar oksigen teralut,kadar co2,volume air,dan kekeruhan air.
7.Pengontrolan pertumbuhan (sampling,grading dan sortasi)
Pengontrolan dilakukan untuk mengecek budidaya pembesaran agar dapat tumbuh dengan baik.Pertumbuhan ikan sesuai dengan umurnya.Pengontolan dilakukan dengan sampling ikan dari kolam pada umur tertentu kemudian diamati dan dianalisa sesuai pertembuhannya .
Grading dilakukan untuk mengklasifikasikan ikan berdasarkan ukuran agar iakan yang cendurung kerdil tidak dimangsa yang besar dan ikan yang besar tidak memangsa ikan yang lebih kecil.Sortasi adalah cara kesehatan.Ikan yang sakit perlu dipisahkan agar tidak menularkan penyakit pada ikan lainnya.Lakukan pengamatan dan pengontrolan dengan baik dan seksama sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat untuk keberhasilan budidaya.
8.Panen dan pasca panen
Ikan tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan memisah-misahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini, yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam semen sambil menunggu harga pasar yang baik.
Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan.
3.Tahapan Budidaya (pembesaran)Ikan Konsumsi
Maka saatnya untuk melakukan budidaya ikan konsumsi.Pilihan ikan lele merupakan contoh yang paling mudah untuk dibudidayakan di kolam,bak terpal/plastik dengan tempat terbats.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
a.Perencanaan
1.Menentukan jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan.
2.Menentukan dan persiapan wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan konsumsi.
3.Menentukan jadwal kegiatan budidaya.
4.Menyiapkan kebutuhan sarana alat dan bahan
5.Menentukan tugas individu.
b.Menyiapkan sarana produksi
bahan : 1.benih ikan lele
2.pakan buatan
3.pakan alami
4.obat alami
5.obat buatan
6.vitamin
Alat : 1.timbangan dan penggaris
2.alat sortir/baskom grading
3.seser/saringan/anco
c.Proses Budidaya Pembesaran Ikan Konsumsi
Siapkan kolam untuk ikan lele.
Siapakan lahan yang cukup sebaiknya agak jauh dari lingkungan masyarakat karena biasanya kolam lele sedikit menimbulkan bau yang tidak sedap. Setelah mempersiapkan lahan kemudian keruk sedalam kira-kira 80 cm . Masukan terpal pastikan posisinya sama dengan kerukan.contoh lihat gambar.
Selain itu kolam harus di bersihkan dari berbagai penyakit biasanya di lakukan pengapuran dengan menggunakan kapur Dolomit hal ini bertujuan untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan berbagai bibit-bibit penyakit.
Setelah semuanya selesai tinggal ke langkah selanjutnya yaitu memasukan air ke kolam. Memasukan air ke dalam kolam sebaiknya di lakukan bertahap mula-mula masukan air setinggi kira-kira 30 cm dan biarkan selama 3 sampai 4 hari hal ini bertujuan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan lele.
· Kondisi air
sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah terlebih dahulu dikondisikan. Air hujan perlu dikondisikan, terutama pH-nya, air hujan rata-rata memiliki pH asam sehingga perlu dikondisikan dulu agar pH tidak terlalu asam.
· Penebaran benih
Proses ini dilakukan 4-5 hari (beberapa peternak sampai 10-12 hari) setelah pemupukan.
Kondisi benih yang akan ditaburkan harus dalam kondisi sehat, tidak cacat, dan berukuran relatif sama besar atau panjang (ukurannya seragam)
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat suhu rendah, yaitu pada pagi atau sore hari menjelang malam
Bila benih berasal dari tempat yang jauh dari kolam pemeliharaan, lakukan penyesuaian atau aklimatisasi agar ikan lele tidak stress dengan cara, kantong plastik atau wadah tempat benih atau bibit dibiarkan terapung dulu di permukaan kolam selama 10-15 menit
Selanjutnya kantong plastik dibuka, dan ditambah air kolam sedikit demi sedikit sampai diperkirakan kondisi air sama dengan air kolam. Selanjutnya biarkan bibit atau benih keluar dengan sendirinya dan masuk ke dalam kolam
· Pemelihaaran
Pemberian makanan tambahan dilakukan 3 hari setelah penebaran
Untuk minggu ke-1 sampai ke-2, pakan yang diberikan berupa pakan buatan, yaitu pelet. Pelet ini dapat dibeli atau membuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada, sehingga anda dapat menekan biaya operasional. Mengenai pembuatan pelet lele dengan cara HCS dibahas di bagian selanjutnya dari tulisan ini
Pakan diberikan 3 kali per hari, pagi, sore, dan malam hari. Bahkan menurut para ahli, pemberian pakan dapat dilakukan secara ad libitum, yaitu jumlahnya tidak dibatasi sampai lele yang dipelihara kenyang
Pada minggu berikutnya dapat pula ditambahkan pakan alternatif, misalnya berupa daging bekicot, keong mas atau limbah dari pemotongan hewan
· Panen
Meskipun pemanenan adalah hal sepele, tetapi dalam budi daya lele organic, pemanenan harus dilakukan dengan teknik khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi lele ketika dipanen. Perlu dicatat bahwa lele yang siap panen pada dasarnya lele yang masih sangat muda, tetapi berukuran besar. Hal ini berbeda dengan teknik budi daya lele konvensional pada umumnya (yang membutuhkan waktu 3 bulan) dimana lele yang dipanen berusia tua. Dalam panen usia muda ini, lele harus diperlakukan dengan hati-hati. Jika kurang hati-hati dalam teknin pemanenan ini, maka lele muda tersebut akan pucat dan mati ketika berada dipasar. Oleh karena itu, lele harus diperlakukan dengan teknik panen budidaya lele organik.
Cara memaneh lele organic adalah:
Ketika memanen, upayakan tidak mengurangi air kolam. Sehingga pemanen cukup langsung masuk ke dalam kolam dan menggunakan jaring untuk menangkap ikan.
baca juga : iklan media sosial di faztcreative.com
Ketika ikan terangkat oleh jaring, pindahkan ikan ke dalam wadah atau drum, atau wadah tertentu yang telah dipersiapkan untuk penampungan sementara sebelum diangkut ke pasar. Wadah/drum/penampungan sementara tersebut harus diisi denganair yang komposisinya adalah 50% berasal dari air kolam yang dipanen dan 50%lainnya adalah air sumur. Tujuannya adalah agar ikan lele yang dipanen bisa beradaptasi dengan dengan air lain sebelum dipindahkan ke air yang disediakan tengkulak/pembeli.
Ketika sebagian besar lele yang dikolam telah terangkat, baru kemudian air kolam dikurangi untuk memudahkan menangkap sisa-sia ikan yang belum terangkat
sumber :www.crayonpedia.org
Ketika ikan terangkat oleh jaring, pindahkan ikan ke dalam wadah atau drum, atau wadah tertentu yang telah dipersiapkan untuk penampungan sementara sebelum diangkut ke pasar. Wadah/drum/penampungan sementara tersebut harus diisi denganair yang komposisinya adalah 50% berasal dari air kolam yang dipanen dan 50%lainnya adalah air sumur. Tujuannya adalah agar ikan lele yang dipanen bisa beradaptasi dengan dengan air lain sebelum dipindahkan ke air yang disediakan tengkulak/pembeli.
Ketika sebagian besar lele yang dikolam telah terangkat, baru kemudian air kolam dikurangi untuk memudahkan menangkap sisa-sia ikan yang belum terangkat
sumber :www.crayonpedia.org
No comments:
Write komentar